IHSG Ambruk Hingga 3%, Begini Kondisi Terakhir Pasar Modal Indonesia

Perdagangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tanggal 10 hingga 14 Oktober 2022 ditutup bervariasi. Peningkatan terjadi pada rata-rata volume transaksi Bursa sebesar 2,72 persen menjadi 24,052 miliar saham dari 23,416 miliar saham sepekan sebelumnya. 

Kapitalisasi pasar Bursa merosot 2,43 persen menjadi Rp9.009,951 triliun dari Rp9.234,683 triliun pada pekan yang lalu.

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan ini anjlok 3,02 persen atau ditutup berada posisi 6.814,530 atau dari level 7.026,783 pada penutupan pekan sebelumnya. 

Baca Juga: Terkapar di Zona Merah, IHSG Nyaris Anjlok ke Bawah Level 7.000!

Selanjutnya, rata-rata frekuensi transaksi harian Bursa mengalami perubahan sebesar 4,82 persen menjadi 1.165.599 kali transaksi dari 1.224.595 kali transaksi pada minggu yang lalu. 

Parahnya lagi, rata-rata nilai transaksi harian Bursa amblas 7,09 persen menjadi Rp12,005 triliun dari Rp12,921 triliun.

Investor asing Jumat, 14 Oktober 2022 mencatatkan nilai jual bersih sebesar Rp426,29 miliar. Namun, sepanjang tahun 2022 investor asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp71,724 triliun.

Baca Juga: Harga Sahamnya Jadi yang Paling Mahal di BEI, Demi Investor Ritel Konglomerat Low Tuck Kwong Putuskan Stock Split

Sepekan lalu, terdapat pencatatan 2 obligasi dan 1 sukuk. PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk sebesar Rp950 miliar dan PT Indah Kiat Pulp & Paper Tbk. menerbitkan Obligasi Berkelanjutan III Indah Kiat Pulp & Paper Tahap II Tahun 2022 dan Sukuk Mudharabah Berkelanjutan II Indah Kiat Pulp & Paper Tahap II Tahun 2022.

Sehingga, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat sepanjang tahun 2022 adalah sebanyak 104 emisi dari 68 emiten senilai Rp131,46 triliun. Sementara, total emisi obligasi dan sukuk yang tercatat di BEI sampai dengan saat ini adalah 512 emisi dengan nilai nominal outstanding Rp459,15 triliun dan USD47,5 juta, diterbitkan oleh 126 emiten. 

Surat Berharga Negara (SBN) tercatat di BEI berjumlah 176 seri dengan nilai nominal Rp5.102,04 triliun dan USD411,08 juta. Efek Beragun Aset (EBA) sebanyak 10 emisi senilai Rp3,16 triliun.