Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

AHY vs Aher: Partai Demokrat Bongkar Pembicaraan Cawapres Pendamping Anies, Buntu?

AHY vs Aher: Partai Demokrat Bongkar Pembicaraan Cawapres Pendamping Anies, Buntu? Kredit Foto: Instagram/aniesbaswedan
Warta Ekonomi, Jakarta -

Anies Baswedan sudah dideklarasikan sebagai capres, namun sosok cawapres yang akan mendampinginya masih tanda tanya. Ketua Badan Pembina Organisasi, Kaderisasi dan Keanggotaan DPP Partai Demokrat, Herman Khaeron, mengatakan bahwa Partai Demokrat, Partai Nasdem, dan Partai Keadilan Sejahtera (PKS) tengah menggodok nama cawapres yang akan mendampingi Anies Baswedan di Pilpres 2024 mendatang. 

Perihal itu, Partai Demokrat membantah pembicaraan terkait cawapres deadlock atau tak menemui titik temu.

Baca Juga: Balas Ucapan Jokowi soal Capres Sembrono, Amien Rais: Pak Jokowi Jadi Presiden itu Sembrono Sekali, Gegabah dan Ada Unsur Ngawurnya

"Saya tidak merasakan, kami tidak merasakan deadlock justru pembicaraan semakin baik," kata Herman dalam diskusi daring, Sabtu (29/10).

Demokrat mengusulkan Ketua Umum Partai Demokrat, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) sebagai cawapres. Kemudian PKS juga mengusulkan Ahmad Heryawan sebagai cawapres.

"Tentu kami menghormatinya bagaimana fokusnya untuk yang terbaik untuk pasangan ke depan," ujarnya.

Ia optimistis pasangan calon presiden dan calon wakil presiden yang akan diusung oleh Partai Nasdem, Demokrat, dan PKS bisa segera diputuskan. Ketiga partai saat ini tengah menyamakan visi dan misi satu sama lain.

"Banyak persoalan bangsa yang harus diselesaikan bukan hanya kita menyamakan platform menyamakan visi dan misi bahwa kami adalah koalisi perubahan dan perbaikan koalisi versi mas Anies Continuity and Change karena kita bisa melihat situasi bangsa ke depan penuh tantangan," ujarnya. 

Herman menambahkan, Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh juga telah menyerahkan kepada Anies soal calon wakil presiden dengan mengutamakan  tiga kriteria utama. Pertama yaitu cawapres yang mampu memenangkan Pilpres 2024. Kriteria kedua, mampu untuk menguatkan koalisi termasuk di parlemen jika sudah terwujud. Ketiga capres dan cawapres merupakan dwitunggal. 

"Cawapres tidak boleh jadi ban serep tapi dua-duanya mampu mewujudkan visi misi arah bangsa ke depan," ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Lestari Ningsih

Bagikan Artikel: