Pengamat Ekonomi Energi Universitas Gadjah Mada (UGM) Fahmi Radhi menilai masifnya kampanye untuk beralih dari energi fosil ke energi baru terbarukan (EBT) membuat investasi di industri energi fosil semakin menurun.
"Kalau melihat prospeknya investasi di fosil ini sudah suram di mana investor juga sudah meninggalkan (energi fosil), juga kemudian mereka sudah mulai beralih ke EBT," ujar Fahmi saat dikonfirmasi Warta Ekonomi, Jumat (18/11/2022).
Fahmi mengatakan, penurunan investasi di industri berbasis fosil khususnya hulu minyak dan gas (migas) mulai terjadi sejak pandemi Covid-19 melanda dunia pada 2020.
Baca Juga: Super Grid Jadi Solusi Pemerataan EBT di Indonesia
"Sejak Covid-19 terjadi penurunan yang sangat drastis investasi di hulu migas, di mana pemain-pemanin besar, investor asing juga bahkan ada yang mengundurkan diri," ujarnya.
Menurunnya investasi di hulu migas diperburuk dengan adanya transisi energi yang migrasi dari fosil ke EBT. Fahmi menilai hal tersebuti sangat berpengaruh terhadap investasi dari investor tadi yang akan menanamkan modalnya di industri hulu migas.
"Membuat mereka mulai mengalihkan investasi hulu migas ke investasi energi baru terbarukan karena masa depan yang akan dilakukan Indonesia dan negara lain juga ada kewajiban untuk melakukan migrasi tadi dan ini juga akan mempengaruhi investor," ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Rosmayanti
Tag Terkait: