Dihujat Gegara Kemampuan Bahasa Asingnya saat G20, Jokowi Disarankan Tiru Cara Soeharto
Kredit Foto: Antara/Media Center G20 Indonesia/Aditya Pradana Putra
Sukses Indonesia menggelar KTT G20 meninggalkan catatan penting, salah satu yang jadi sorotan adalah mengenai kemampuan bahasa asing Presiden Joko Widodo (Jokowi).
Dalam satu kesempatan berbicara, Jokowi yang menggunakan bahasa Inggris di tengah-tengah penyampaian mengalihkan menjadi bahasa Indonesia. Sontak beberapa pihak memberi sindiran dan membandingkan Jokowi dengan sosok Presiden ke-6 Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) yang dikenal fasih dengan bahasa asing.
Mengenai heboh ini, Pakar Hukum Tata Negara Refly Harun angkat suara. Menurutnya, tak semestinya Jokowi harus disalahkan mengingat tak semua orang bisa benar-benar dapat kesempatan berinteraksi langsung dan mengembangkan kemampuan bahasa Inggrisnya sedari muda seperti AHY dan Anies Baswedan.
“Jokowi mungkin orang yang tidak beruntung yang tidak merasakan pendidikan AS, merasakan berpendidikan negara berbahasa inggris, jadi nggak canggih-canggih juga pronunciation-nya,” ujar Refly melalui kanal Youtube miliknya, dikutip Jumat (18/11/22).
Refly pun juga menyarankan Jokowi lebih baik menggunakan bahasa Indonesia di berbagai kesempatan termasuk dalam KTT G20 kemarin.
Menurutnya, menggunakan bahasa yang Jokowi sendiri kuasai akan sangat membantu membeberkan gagasan yang dimiliki dibandingkan menggunakan bahasa yang tak dikuasai dan berakibat tak sampai apa yang coba disampaikan.
“Saya meyarankan Jokowi dalam berbagai kesempatan berbahasa Indonesia saja, kenapa? Kalau dia memaksakan khawatirnya lawan bicaranya akan underestimate karena kemampuan berbahsa inggrisnya menengah ke bawah bukan yang lancar,” jelas Refly
“Menurut saya memang kalau levelnya KTT lebih baik berbahasa Indonesia, dari pada kita tidak memiliki kemampuan paripurna di bahasa itu, kayak Pak Harto lah kan dia pede-pede aja berbahasa Indonesia. Justru kalau dia berbahasa Indonesia dia bisa kontrol materinya,” jelas Refly.
Karenanya, Refly menganggap persoalan bahasa tak perlu dipermasalahkan lagi.
“Soal bahasa asing, ya sebenarnya kita nggak usah juga mempermasalahkan lagi,” ujar Refly.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Bayu Muhardianto
Editor: Bayu Muhardianto
Tag Terkait: