Ketua Umum Partai Golkar, Airlangga Hartarto menyampaikan pentingnya koalisi untuk menghadapi Pemilu 2024. Ia berkaca pada pemilu di Malaysia, ketika dua partai yang memiliki suara terbanyak tak berkoalisi dan berakhir tak memimpin pemerintahan.
Apalagi sejak reformasi, tak ada lagi partai politik yang bisa memenangkan pemilu dengan perolehan suara lebih dari 50 persen. Paling tinggi hanya meraih suara 30 persen.
"Pemilu itu bukan tujuan akhir, tujuan akhir kita adalah rakyat sejahtera. Karena itu, tidak ada satupun partai politik di Indonesia yang bisa menang pemilu sendiri," ujar Airlangga dalam pidato acara penutupan rapat koordinasi nasional (Rakornas) Bidang Media dan Penggalangan Opini (MPO) Partai Golkar, Selasa (22/11/2022).
"Tidak ada satu partai partai politik yang hari ini, dalam konteks hari ini bisa menang di atas 50 persen," sambungnya.
Karenanya, pihaknya mengambil cara berbeda untuk menghadapi Pilpres 2024, yaitu dengan mendeklarasikan Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) sejak awal.
Menurut Airlangga, KIB merupakan kerja sama politik Golkar bersama Partai Amanat Nasional (PAN) dan Partai Persatuan Pembangunan (PPP). Namun, pihaknya terus mencoba menarik partai politik lain untuk bergabung dengan koalisinya.
"Kita harus berkoalisi, kita harus menarik partai lain untuk mendukung capres yang diusung Partai Golkar sehingga kita bisa menang lebih dari 50 persen," ujar Airlangga.
Menurutnya, banyaknya partai politik yang bergabung dengan koalisi dapat memastikan kemenangan pada Pilpres 2024. Namun juga dapat membawa efektivitas dalam pemerintahan usai terselenggaranya kontestasi nasional tersebut.
"Kita punya pengalaman juga, Pak Ical juga punya pengalaman, di mana paling penting adalah partai politik yang bisa membentuk koalisi yang bisa membuat pemerintahan efektif dan membuat program bisa berjalan untuk masyarakat," ujar Airlangga.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Bayu Muhardianto