Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Utusan Megawati Tirukan Momen Mencekam di Istana: Mana Berani SBY Terbuka ke Saya

Utusan Megawati Tirukan Momen Mencekam di Istana: Mana Berani SBY Terbuka ke Saya Kredit Foto: Sufri Yuliardi
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri disebut pernah mengatakan kalau Presiden ke-6 RI Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) pada 2005 tidak akan berani terbuka dan berbicara jujur.

Hal ini disampaikan politisi senior PDIP yang juga wartawan kawakan, Panda Nababan, saat menyampaikan hasil pertemuan dengan SBY pada 2005 ke Megawati.

Baca Juga: 'Aku Udah Nenek-nenek', Megawati Buka-bukaan Kisah Capres 2014: Kau Pikir Saya Enggak Tahu Malu?

"Reaksinya Mega mana berani dia terbuka ke saya," ujar Panda Nababan di akun YouTube pribadinya @bangpandanababan1699 berjudul SBY Bohongi Mega yang sudah diunggah sekitar satu tahun yang lalu.

Awalnya Panda Nababan mengatakan sejumlah elite PDIP diminta berkumpul ke kediaman pribadinya di Jalan Teuku Umar, Jakarta Pusat pada 2005.

Pertemuan itu dilakukan setelah Megawati kalah dari SBY di pertarungan Pilpres 2004.

"Suatu ketika Mega mengumpulkan kami, Taufiq suaminya, Pramono Anung, Tjahjo Kumolo dan saya di Teuku Umar. Dia smpaikan supaya saya ketmu dengan SBY," ujar Panda Nababan.

Pertemuan elite PDIP saat itu dilakukan sekaligus merespons dari SBY yang disebut ingin bertemu Megawati setelah menang Pilpres 2004.

Panda menuturkan sudah berbagai macam upaya dilakukan oleh pihak SBY. Seperti mengutus teman dekatnya yang juga kenal dengan Megawati, namun upaya itu belum berhasil.

Dalam pertemuan di kediaman pribadi Megawati, Taufiq Kiemas sempat meminta istirnya yang juga Ketum PDIP bertemu dengan SBY. Namun, saat itu Megawtai tak langsung mengiyakan usulan dari suaminya untuk bertemu SBY.

"(Megawati mengatakan) saya kalau mau ketemu harus ada klarifikasi dulu kata dia," cerita Panda.

Kemudian, Taufik menawarkan diri yang bakal maju menemui SBY. Namun, hal itu dilarang oleh Megawati. Dia beralasan jika Taufik yang bertemu SBY sama saja mengatasnamakan dirinya.

Kemudian mereka berunding. Selanjutnya Megawtai menyampaikan lima pertanyaan yang nantinya bisa disampaikan ke SBY.

"Apakah benar dia (SBY) peranah mengatakan saya sudah dicomberan tapi diwongke sama Mbak Mega, ada pertanyaan bahwa betul dia pernah mendatangi Mbak Mega menayakan apakah Mbak Mega bersedia sebagai calon waprews," ucap Panda.

Waktu kemudian sudah larut malam kata Panda, Megawati kemudian mengutus Pramono, Tjahjo dan Panda bertemu SBY ke Istana. Namun saat mau keluarg gerbang kediaman, Megawati kemudian memerintahkan Pramono dan Tjahjo untuk turun.

Panda menuturkan saat itu Megawati mengatakan kalau dirinya bisa mencatat dan menyampaikan dengan baik isi pertemuan dengan SBY karena memiliki latar belakang wartawan.

"Berangkatlah aku sendiri ke Istana ketemulah aku dengan SBY, aku sampaikan semua pertanyaan, tak ada satupn yang diajawab, dia cuma bersandar melihat langit-langit dramatis peretmuanya, mencekam enggak ada dialog," katanya.

Karena sudah tidak ada dialog lagi dari pertemuan keduanya di istana, Panda kemudian memutuskan untuk pamit. Terlebih pisang goreng dan martabak yang disuguhklan pihak istana sudah habis.

Selanjutnya pada esok hari, ia berangkat ke Denpasar, Bali. Saat bertemu dengan Megawati, ia langsung menyamapikan cerita dari pertemuan malam itu.

Adapun buku otobiografi tersebut berjudul 'Panda Nababan Lahir Sebagai Petarung.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Bagikan Artikel: