Terakhir, Megawati juga ingin mengonfirmasi informasi bahwa SBY pernah mengatakan dirinya merasa dikucilkan oleh Megawati.
Usai menyampaikan daftar pertanyaan itu, Megawati kemudian memerintahkan ketiganya untuk bertemu dengan SBY.
Namun, tiba-tiba terjadi perubahan rencana. Ketika mobil yang hendak mengantar ketiga tokoh itu menuju istana mulai bergerak ke arah gerbang, Megawati meminta Tjahjo dan Pramono untuk turun.
“Lho, Mbak, jadi cuma aku saja?” Panda mencoba memastikan.
Megawati pun mengiyakan. Menurutnya, Panda bisa lebih lugas berbicara dan lebih berani. Selain itu, Megawati juga percaya bahwa sebagai wartawan, Panda dapat mencatat semua jawaban dan informasi dengan baik.
Panda pun berangkat dan setibanya di istana, ia menyampaikan semua pertanyaan titipan itu. Namun, SBY menolak memberikan jawaban.
“Ketemulah aku dengan SBY, dan aku sampaikanlah semua pertanyaan itu. Satu pun, tak ada yang dia jawab. Dia cuma sandar, melihat langit-langit,” kata Panda.
“Dramatis pertemuannya, mencekam, tidak ada dialog. Larut sudah, pisang goreng, martabak sudah habis. Akhirnya saya minta pamit pulang.”
Ia pun kemudian terbang ke Denpasar, Bali, guna melaporkan hasil pertemuan dengan SBY kepada Megawati.
“Kan benar? Mana berani dia terbuka ke saya?” respons Megawati kala itu.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Muhammad Syahrianto