Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sidang Senat tentang FTX Munculkan Banyak Kritik Sekaligus Seruan Regulasi Kripto

Sidang Senat tentang FTX Munculkan Banyak Kritik Sekaligus Seruan Regulasi Kripto Representations of the Ripple, Bitcoin, Etherum and Litecoin virtual currencies are seen on a PC motherboard in this illustration picture, February 13, 2018. | Kredit Foto: Reuters/Dado Ruvic
Warta Ekonomi, Jakarta -

Audiensi 14 Desember tentang Crypto Crash: Why the FTX Bubble Burst and the Harm to Consumers di mana para senator Amerika Serikat melakukan sidang untuk mengeksplorasi keruntuhan pertukaran kripto FTX dengan menghadirkan para pendukung dan skeptis kripto telah memunculkan begitu banyak kritik sekaligus seruan regulasi untuk kripto.

Dilansir dari Cointelegraph pada Kamis (15/12/2022), sidang senat kali ini merupakan sidang senat yang ketiga untuk mengeksplorasi keruntuhan FTX setelah sidang Komite Pertanian Senat pada 1 Desember dan sidang Komite Jasa Keuangan DPR pada 13 Desember lalu di mana komite DPR mengatakan rencana untuk mengadakan sidang kedua terkait FTX pada tahun 2023 mendatang.

Keruntuhan FTX dan skandal yang menyeret Sam Bankman-Fried pascapengajuan kebangkrutan FTX telah mengalihkan perhatian dari banyak anggota parlemen Amerika Serikat.

Baca Juga: Laporan JPMorgan: 13% Masyarakat AS Memiliki Kripto

Senator Pat Toomey yang sebelumnya mendukung untuk AS mengeluarkan dolar digital menyampaikan pendapatnya bahwa cryptocurrency adalah sesuatu yang tidak dapat diberhentikan. Menurutnya, larangan langsung terhadap aset digital tidak akan dapat menyelesaikan permasalahan yang menyebabkan tragedi keuangan FTX terjadi.

Seperti krisis keuangan tahun 2008 yang melibatkan penyalahgunaan produk terkait hipotek dan pemerintah AS tidak melakukan pelarangan pada produk hipotek, menurut Toomey yang terjadi saat ini pun sama, dalam kasus FTX, produk (cryptocurrency) bukanlah instrumen yang digunakan, masalahnya dalah penyalahgunaan dana pelanggan, salah urus, dan kemungkinan perilaku ilegal.

"Beberapa rekan saya telah menyarankan entah bagaimana menghentikan cryptocurrency sebelum kami mengesahkan undang-undang. Ini adalah ide yang sangat sesat dan tidak mungkin. Singkatnya memberlakukan kebijakan otoriter yang kejam, cryptocurrency tidak dapat diberhentikan," ujar Toomey.

Senada dengan ini, Jennifer Schulp dari Cato Institute dan investor Kevin O'Leary turut menggemakan sentimen anggota parlemen dengan mengatakan bahwa kripto tidak sepenuhnya disalahkan atas keruntuhan FTX yang telah membawa gejolak di industri, melainkan perusahaan yang tidak diatur yang bertanggung jawab atas aset pengguna.

Skeptis kripto yang turut hadir dalam persidangan, profesor hukum Hilary Allen berpendapat bahwa Sam Bankman-Fried yang telah melobis keras agar peraturan menguntungkan perusahaannya di bawah yuridikasi Commodity Futures Trading Commission beserta dengan industri kripto yang ada tidak lah mencari kejelasan dari undang-undang yang ada saat ini, mereka hanya mencari perubahan dalam undang-undang yang dapat mengakomodasi industri. Secara khusus mereka ingin diatur dan di sini Allen menyampaikan bahwa Kongres tidak boleh mengadopsi undang-undang untuk tujuan tersebut.

Meski ada anggota parlemen lain yang mengusulkan alternatif yang ditujukan untuk mengatur bagian tertentu dari ruang kripto meski tampaknya tidak berhubungan dengan keruntuhan FTX, rupanya senator Toomey menyarankan untuk memulai peraturan dengan stablecoin dengan merujuk pada kerangka kerja yang pernah ia perkenalkan. Tentu ini adalah pendapat yang bertentangan dengan para senator skeptis kripto seperti senator Elizabeth Warren dan senator Rogel Marshall yang memperkenalkan kebijakan lain.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Tri Nurdianti
Editor: Rosmayanti

Bagikan Artikel: