Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Batal Bangkrut, Nasionalisasi Raksasa Gas Jerman Akhirnya Disetujui karena...

Batal Bangkrut, Nasionalisasi Raksasa Gas Jerman Akhirnya Disetujui karena... Kredit Foto: Reuters/Thilo Schmuelgen
Warta Ekonomi, Berlin -

Para pemegang saham importir gas Jerman Uniper pada Senin (19/12/2022) menyetujui bailout negara perusahaan, yang sejauh ini telah merugikan pemerintah lebih dari €50 miliar ($54 miliar), lapor Reuters.

Investor perusahaan dilaporkan memberikan suara mendukung dua langkah utama, suntikan modal €8 miliar ($8,4 miliar) oleh negara dan memungkinkan suntikan lebih lanjut hingga €25 miliar (hampir $27 miliar).

Baca Juga: Bikin Menjerit, Duit 500 Miliar Dolar Dihabisin Jerman buat 'Nyalakan' Negaranya

CEO Uniper Klaus-Dieter Maubach dilaporkan mengadakan rapat pemegang saham luar biasa virtual pada Senin (19/12/2022) pagi untuk menyetujui rencana bailout dan nasionalisasi, memperingatkan bahwa perusahaan tersebut harus mempertimbangkan kebangkrutan.

Peringatan itu menyusul persetujuan minggu lalu oleh Komisi Eropa atas pengambilalihan raksasa energi itu oleh pemerintah Jerman.

“(Langkah-langkah) sangat diperlukan untuk masa depan perusahaan ini,” kata Maubach, seperti dikutip Reuters.

“Jika persetujuan tidak diberikan, kami harus meninjau dengan sangat kritis apa yang disebut perkiraan kelangsungan usaha untuk perusahaan kami. Dalam pandangan Dewan Manajemen, kemungkinan kebangkrutan dapat menyebabkan kerugian total bagi pemegang saham,” dia memperingatkan.

Menurut Maubach, Uniper saat ini memiliki akses dana sekitar €2,5 miliar ($2,6 miliar).

Laporan tersebut menunjukkan bahwa sebagai bagian dari bailout, pemerintah Jerman akan memiliki sedikit di bawah 99% saham Uniper. Kementerian Keuangan Jerman akan bertanggung jawab atas saham tersebut.

Uniper, pedagang gas top Jerman, telah menderita salah satu kerugian finansial terbesar dalam sejarah perusahaan negara karena meroketnya harga energi dan terhentinya aliran gas dari pemasok utamanya, Rusia.

Pemerintah telah bergegas untuk menyelamatkan perusahaan untuk menghindari efek domino di seluruh sektor energi negara.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Bagikan Artikel: