Wakil Presiden (Wapres) Maruf Amin meminta dunia usaha berpartisipasi aktif dalam aksi nyata pengendalian perubahan iklim dan pengelolaan lingkungan berkelanjutan guna membantu pemerintah mencapai target penurunan emisi gas rumah kaca (GRK) dalam Enhanced Nationally Determined Contributions (ENDC).
Pemerintah Indonesia meningkatkan target penurunan emisi GRK dalam ENDC menjadi 31,89% dengan kemampuan sendiri dan 43,20% dengan dukungan internasional pada 2030.Maruf mengatakan Indonesia memiliki komitmen kuat di bidang lingkungan dan memberikan perhatian pada peningkatan aksi perubahan iklim.
Namun demikian, pemerintah tidak dapat bekerja sendiri, dibutuhkan dukungan berbagai pihak, termasuk dunia usaha untuk bersama-sama menjaga kelestarian lingkungan sebagai bentuk tanggung jawab sosial agar dapat menjadi warisan yang berkelanjutan bagi generasi penerus bangsa.
“Dukungan multipihak dan multisektor dalam paradigma kolaborasi dan kerja sama, termasuk dari dunia usaha, sangat diperlukan untuk memenuhi target yang telah kita tetapkan,” tutur Maruf.
Maruf menyampaikan bahwa penanganan perubahan iklim harus bergerak maju seiring dengan penanganan berbagai tantangan global lainnya, seperti pengentasan kemiskinan dan pencapaian target SDGs.
Indonesia pun memiliki komitmen yang tinggi di bidang lingkungan dan memberikan perhatian pada penguatan aksi iklim, diantaranya melalui tiga sektor. Pertama, Indonesia berkomitmen untuk meningkatkan target penurunan emisi Indonesia dalam Enhanced Nationally Determined Contributions menjadi 31,89% dengan kemampuan sendiri, dan 43,20% dengan dukungan internasional di tahun 2030.
Peningkatan target tersebut didasarkan pada beragam kebijakan nasional terkait perubahan iklim, seperti penerapan pajak karbon, upaya mencapai FOLU Net Sink 2030, mempercepat pengembangan ekosistem kendaraan listrik, serta inisiasi program biodiesel B40.
Kedua pemerintah terus memotivasi perusahaan dalam pengelolaan lingkungan melalui pemberian penghargaan PROPER. Dari tahun ke tahun, terdapat peningkatan baik dalam jumlah maupun peringkat. Artinya, semakin banyak perusahaan yang menyadari pentingnya kontribusi dalam pengelolaan lingkungan hidup.
“Saya harap perusahaan level hijau dan emas persentasenya akan lebih banyak lagi. Berbagai inovasi dan prestasi yang telah diciptakan, agar terus dijaga dan ditingkatkan, dengan mengutamakan dampak konkretnya pada lingkungan hidup,” tambahnya.
Ketiga, upaya efisiensi pengelolaan lingkungan yang mencapai Rp126 triliun, atau naik 23% dari tahun 2021. Termasuk digulirkannya dana sebesar Rp1,89 triliun untuk pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitar perusahaan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Boyke P. Siregar
Editor: Boyke P. Siregar
Tag Terkait: