SKK Migas Prediksi Harga Minyak Dunia pada 2023 Berada di Level US$70-US$100

Warta Ekonomi, Jakarta -

Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Usaha Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) Dwi Soetjipto memprediksi harga minyak dunia masih akan bergejolak pada tahun 2023.

Menurutnya, skenario harga minyak dunia masih sangat dinamis, di mana berdasarkan analisis dari berbagai publikasi masih menunjukan kisaran minimum dan maksimum yang cukup tinggi. 

"Prediksi skenario harga minyak dunia kita masih dinamis dalam analisis dari berbagai publikasi masih menunjukkan range yang minimum dan maksimumnya cukup tinggi ada yang US$110, di mana ekspor minyak Rusia turn off, harga akan meningkat base case ada di angka US$80 sampai US$100," ujar Dwi dalam konferensi pers virtual, Rabu (17/1/2023). 

Baca Juga: SKK Migas Sebut Hulu Migas Berikan Penerimaan Negara hingga Rp272 Triliun

Dwi mengatakan bahwa negara yang tergabung dalam Organisasi Negara-Negara Pengekspor Minyak Bumi atau Opec juga secara efektif mengelola pasokan untuk mendukung harga pasar dan pertumbuhan ekonomi China dibuka, sehingga pertumbuhannya akan meningkat.

Menurutnya, apabila ekonomi dunia melemah sebagai dampak dari resei dunia, ia memperkirakan bahwa harga LNG dan juga minyak dunia akan menurun.

"Sekitar US$70-US$80 ini analisis yang kita dapatkan dari berbagai publikasi sehingga dengan kondisi ini kita punya keyakinan harga di 2023 ini masih relatif tinggi di base case-nya untuk perencanaan 2023 ini," ungkapnya.

Lanjutnya, mengenai bisnis model baru gas, peningkatan permintaan gas yang disebabkan transisi energi gas menciptakan sebuah kebutuhan mendedak untuk Eropa. 

"Untuk Eropa diperkirakan kebutuhan LNG ini kan terus meningkat untuk masa yang panjang," ucapnya.