Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Skandal Korupsi Pemerintahan Ukraina, Zelensky Siap 'Bersih-bersih' Pejabat Tinggi

Skandal Korupsi Pemerintahan Ukraina, Zelensky Siap 'Bersih-bersih' Pejabat Tinggi Kredit Foto: Reuters/Ukrainian Presidential Press Service
Warta Ekonomi, Kiev, Ukraina -

Presiden Volodymyr Zelenskyy telah menerima laporan dugaan suap para pejabat tinggi Ukraina di tengah invasi Rusia ke negara itu. Hal itu membuat Zelenskyy menggelar perubahan personel di tingkat menengah hingga senior.

Laporan skandal baru di Ukraina muncul saat negara-negara Eropa hendak mengirimkan tank Jerman, Leopard ke Kiev. Tank yang digunakan angkatan darat negara-negara Eropa itu dinilai cocok bagi Ukraina untuk merebut kembali wilayahnya dari Rusia.

Baca Juga: Zelensky Ditinggal Satu Per Satu Anak Buahnya, Surat Resign Datang dari Kantor Kepresidenan

"Sudah ada keputusan personel mengenai pejabat di berbagai tingkat kementerian dan struktur pemerintah pusat lainnya serta di daerah dan penegak hukum, beberapa hari ini, beberapa besok," kata Zelenskyy dalam pidatonya pada Senin (23/1/2023) malam.

Zelensky tidak mengungkapkan pejabat yang diganti. Beberapa media Ukraina melaporkan menteri kabinet dan pejabat senior dapat segera dipecat.

Deputi kepala kantor kepresidenan Ukraina, Kyrylo Tymoshenko mengatakan ia sudah mengajukan pengunduran diri ke Zelensky tapi ia tidak mengungkapkan alasannya. Namun media Ukraina melaporkan Tymoshenko mungkin salah satu pejabat yang dipecat.

Pada Minggu (20/1/2023) polisi anti-korupsi mengatakan mereka menahan wakil menteri infrastruktur atas dugaan menerima uang suap sebesar 400 ribu dolar untuk impor generator listrik bulan September lalu. Kementerian membantah tuduhan tersebut.

Surat kabar Ukraina menuduh Kementerian Pertahanan membayar lebih pemasok makanan untuk tentara. Pemasok mengatakan telah membuat kesalahan teknis dan tidak ada uang yang berpindah tangan.

Ketua Partai Pengabdi Rakyat yang berkuasa, David Arakhamia mengatakan pemerintah harus "fokus pada perang, membantu para korban, memotong birokrasi dan berhenti melakukan bisnis yang mencurigakan."

"Pada musim semi jelas kami akan aktif memenjarakan, bila pendekatan humanis tidak bekerja, kami akan melakukannya sesuai dengan darurat militer," katanya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: