Nasdem dan PKS Godain Golkar, Tanda Anies Baswedan Rawan Ditinggal: Koalisinya Masih Acak-acakan...
Pengamat Politik Kajian Politik Nasional, Adib Miftahul menilai bahwa Bakal Calon Presiden (Bacapres) Nasdem, Anies Baswedan, masih rawan tergelincir meski telah mendapat dukungan dari Koalisi Perubahan. Pasalnya, sampai saat ini dinamika politik masih sangat cair.
Hal tersebut dia ungkap sebagai respons dari pertemuan PKS dan Nasdem yang beberapa waktu lalu melakukan kunjungan ke Kantor DPP Partai Golkar. Adib menyebut, masih banyak kemungkinan yang akan terjadi, termasuk ditinggalnya Anies Baswedan oleh Nasdem.
"Siapapun itu yang mengklaim bahwa koalisi saat ini sudah fiks, menurut saya belum. Ini buktinya bahwa jalinan-jalinan masih cair, masih terbuka kemungkinan," kata Adib saat dihubungi Warta Ekonomi, Rabu (8/2/23).
"Justru malah ini (kunjungan) menjadi antitesis bahwa kalau Nasdem merasa mengusung Anies, dengan kondisi seperti ini justru Anies rawan ditingkalkan," tambahnya.
Di sisi lain, Adib menilai bahwa Golkar memiliki magnet yang menjadikan partai tersebut sebagai kutub pertemuan. Pasalnya, kata Adib, Golkar merupakan pemain lama dalam dunia politik nasional.
Dia menilai, pertemuan PKS dan Nasdem ke Golkar semakin membuka ruang pembentukan arah koalisi yang lain. Hal tersebut yang menimbulkan kerawanan bagi Anies Baswedan.
Baca Juga: Tak Mau Berlarut-larut Menagih Soal Utangnya Anies Baswedan, Sandiaga Uno: Lebih Baik...
"Semakin membuka ruang bahwa koalisi itu bisa terjadi dan semakin meneguhkan bahwa Anies rawan tertinggal, karena saya kira Golkar itu kemungkinan kecil mengusung Anies," jelasnya.
Lebih lanjut, Adib tak menyangka bahwa Koalisi Indonesia Bersatu (KIB) yang mengklaim bahwa dirinya solid. Pasalnya, kehadiran Golkar mampu mempersatukan PAN dan PPP untuk meramu kekuatan politik.
Kendati demikian, Adib menilai bahwa klaim tersebut masih terlalu dini untuk disimpulkan. Pasalnya, masih banyak kemungkinan yang terjadi hingga pendaftaran capres-cawapres ditutup nanti.
"Masih terbuka kemungkinan koalisi itu masih acak-acakan, masih saling menjajaki. Mungkin setelah lebaran, bulan Mei atau April itu sudah mulai kuat," pungkasnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Andi Hidayat
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement