Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Megawati Bingung Ibu-ibu Kok Suka Ngaji, Netizen Malah Membalas: Heran Sama Kelakuannya

Megawati Bingung Ibu-ibu Kok Suka Ngaji, Netizen Malah Membalas: Heran Sama Kelakuannya Kredit Foto: Instagram/Megawati Soekarno Putri
Warta Ekonomi, Jakarta -

Megawati Soekarnoputri kembali jadi sorotan karena menganggap ibu-ibu yang senang pergi ke pengajian berisiko menelantarkan anak dan keluarga. Ucapan ini membuat netizen membahas mengapa semakin tua seseorang, semakin berperilaku seperti anak kecil?

Pernyataan ini diutarakan saat ia jadi pembicara kunci pada Seminar Nasional Pancasila dalam Tindakan: Gerakan Semesta Berencana Mencegah Stunting, Kekerasan Seksual pada Anak dan Perempuan, Kekerasan dalam Rumah Tangga, serta Mengantisipasi Bencana yang digelar BKKBN, BPIP dan BRIN.

"Saya melihat ibu-ibu itu, maaf ya sekarang kan kayaknya budayanya, beribu maaf jangan lagi nanti saya di-bully. Kenapa toh Seneng banget ngikut pengajian?" ujar Megawati.

Baca Juga: Megawati Soekarnoputri Ngomel ke Ibu-ibu Indonesia: Masa Anak-anak Sudah Berani Bawa Senjata

"Maaf beribu maaf, saya sampai mikir gitu ini pengajian ini sampai kapan ya? Anaknya mau diapain?" lanjutnya.

Anggapan Megawati seperti anak kecil ini mencuat, karena bukan sekali dua kali perempuan berusia 76 tahun itu melontarkan perkataan yang memicu polemik, yang hasilnya membuat masyarakat akar rumput ikut berdebat.

Bahkan tidak jarang, perkataannya dianggap merendahkan masyarakat menengah ke bawah, seperti melarang anaknya menikah dengan pasangan yang mirip tukang bakso. Lalu yang terbaru melarang cucunya berpacaran dengan orang pendek dan jelek.

Sementara itu mengutip Pubmed, Sabtu (18/2/2023) menyebutkan jika para peneliti menemukan usia tua adalah masa kanak-kanak kedua atau berperilaku seperti anak-anak.

Baca Juga: Pesan Megawati ke Cucunya: Jangan Cari Pacar Pendek dan Jelek!

Meski terkesan sebagai pandangan stereotip, namun ini dikaitkan dengan teori humoral tentang penuaan, karena saat itu orangtua membutuhkan perawatan, karena demensia, dan hubungan antara masa kanak-kanak dengan usia tua.

Masa kanak-kanak kedua juga diartikan sebagai tahap kehidupan dimana siklus hidup kembali ke awal.

Sedangkan menurut situs Pew Research menyebutkan, anak muda usia 18 hingga 29 tahun menganggap bahwa mereka yang berusia lebih dari 60 tahun dianggap sudah tua, dan dikatakan sudah berusia paruh baya ketika sudah berusia 70 tahun.

Ini juga sesuai dengan riset yang menunjukan lebih dari 60 persen orang berusia 65 tahun ke atas, merasa lebih muda dibanding usianya saat ini.

Selain itu menurut Stellar Care, disebutkan ada beberapa sebab lansia berperilaku seperti anak kecil, dari mulai merasa bingung, merasa kehilangan kendali atau depresi.

Kebingungan terjadi umumnya bisa disebabkan oleh kesehatan mental yang memburuk dan hilang ingatan. Sedangkan lansia bisa kehilangan kendali karena kesehatannya yang menurun, termasuk pengetahuan rendah hingga hilang keleluasaan untuk bergerak.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: