Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Sultan PSG Diselidiki Pengadilan Paris, Diduga Terseret Rencana Penculikan dan Penyiksaan

Sultan PSG Diselidiki Pengadilan Paris, Diduga Terseret Rencana Penculikan dan Penyiksaan Kredit Foto: Reuters/Gonzalo Fuentes
Warta Ekonomi, Paris -

Nasser Al-Khelaifi, presiden juara liga Prancis Paris Saint-Germain dan ketua Qatar Sports Investments, sedang diselidiki oleh pengadilan di Paris di tengah tuduhan penculikan dan penyiksaan, menurut beberapa laporan yang beredar di media Prancis.

Diklaim dalam gugatan perdata oleh pelobi Perancis-Aljazair, Tayeb Benabderrahmane, bahwa dia telah diculik dan disiksa di Qatar pada tahun 2020 karena dia memiliki informasi yang diduga membahayakan tentang pengusaha Qatar yang berpengaruh.

Baca Juga: Prancis Disebut Enggak Adil, Ada Kesenjangan Antara Pengungsi Ukraina dan Migran Lainnya

Hukum Prancis menyatakan bahwa pengajuan pengaduan perdata memungkinkan penyelidikan yudisial dilakukan sehubungan dengan dugaan kejahatan apa pun.

Penasihat hukum Benabderrahmane mengatakan bahwa mereka "sangat puas" dengan perkembangan hukum yang terjadi, setelah sebelumnya mengkritik sistem hukum Prancis karena gagal menindaklanjuti tuduhan mereka.

"Kami sangat senang bahwa berkas asli dari cerita ini akhirnya menjadi subjek penyelidikan oleh pengadilan Prancis," kata tim hukum Benabderrahmane, seperti dilansir RT.

Dalam sebuah pernyataan, Al-Khelaifi dengan keras membantah tuduhan tersebut.

"Anda berbicara tentang penjahat profesional. Mereka telah mengganti pengacara mereka lebih sering daripada mereka mengganti cerita dan kebohongan mereka," kata Al-Khelaifi.

"Ini adalah manipulasi media yang paling hebat. Saya hanya kagum dengan begitu banyak orang yang menganggap kebohongan dan kontradiksi mereka sebagai sesuatu yang kredibel --tetapi itulah dunia media yang kita hadapi saat ini. Keadilan akan berjalan dengan sendirinya-- saya tidak punya waktu untuk berbicara tentang penjahat profesional kecil," terangnya.

Benabderrahmane mengklaim bahwa dia ditahan selama enam bulan di Qatar setelah ditangkap pada Januari 2020, di mana selama itu dia mengatakan bahwa dia disiksa saat menjadi tahanan rumah.

Dia menuduh bahwa dia hanya diberi izin untuk pergi ketika dia menandatangani dokumen yang menyatakan bahwa dia tidak akan mengungkapkan informasi "sensitif" tentang Al-Khelaifi.

Laporan media mengindikasikan bahwa informasi yang diduga dimiliki oleh Benabderrahmane dapat mengaitkan Al-Khelaifi dengan kesalahan yang terkait dengan pemberian Piala Dunia FIFA 2022 kepada Qatar, atau kesepakatan hak siar televisi untuk Piala Dunia 2026 dan 2030. Al-Khelaifi adalah anggota komite penyelenggara Piala Dunia 2022. Dia juga merupakan ketua beIN Media Group.

Dia telah diselidiki dan dibebaskan dalam penyelidikan atas masalah ini dan hubungannya dengan mantan Sekretaris Jenderal FIFA, Jerome Vackle.

Paris Saint-Germain telah berkembang pesat di bawah kepemimpinan Al-Khelaifi sejak ia menjadi presiden dan kepala eksekutif klub pada tahun 2011, setelah diakuisisi oleh Qatar Sports Investments, anak perusahaan dari Qatar Investment Authority, sebuah lembaga investasi yang dikelola oleh pemerintah Qatar.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Advertisement

Bagikan Artikel: