Bermodal Pluit, Bule Australia Atur Lalu Lintas Macet di Bali Banjir Pujian: Thank You Mister!

Warta Ekonomi, Jakarta -

Seorang bule Australia berpotongan rambut mullet dengan berani menempatkan dirinya di tengah-tengah persimpangan jalan di Bali yang semwarut.

Bule kurus itu terlihat pada Senin (13/3/2023) menggunakan peluit untuk mencoba mengarahkan lalu lintas macet terdiri dari mobil dan sepeda motor.

Baca Juga: Khusus buat Bule Rusia dan Ukraina, Syarat-syarat Ini Gak Berlaku Lagi buat Berkunjung ke Bali

Mengenakan kaos hitam, celana panjang dan sandal sederhana, turis tersebut berdiri di tengah persimpangan jalan untuk mengarahkan mobil-mobil yang melintas, dan dengan cepat mendapatkan rasa hormat dari warga setempat. 

"Thank you mister," kata penduduk lokal Bali, seperti dikutip Daily Mail. 

Sambil melontarkan hembusan udara melalui peluitnya, pria Australia ini terlihat mengayunkan tangannya dengan liar untuk mengarahkan lalu lintas melalui persimpangan dua arah. 

Puluhan sepeda motor menunggu giliran untuk melaju sementara dia mengantar mobil-mobil di jalan lain selama klip pendek tersebut. 

Orang di belakang kamera memperbesar gambar pria Australia itu dari beberapa mobil di belakangnya, dan mengucapkan terima kasih atas jasanya.

"Apakah dia memiliki visa kerja?" canda salah satu komentator di kolom komentar. 

Kemacetan lalu lintas bukanlah hal yang baru bagi mereka yang mengenal Bali, terutama di ibukota Denpasar.

Seorang turis lain menggunakan TikTok pada bulan September untuk bercanda tentang mencoba mengambil jalan pintas melalui Canggu, hanya untuk menghadapi lalu lintas yang lebih buruk dalam perjalanan.

Bulan Oktober lalu, Gubernur Bali Wayan Koster meminta penduduk setempat untuk berhenti mengeluh tentang kemacetan.

"Dulu tenang, kami menikmati perjalanan, sekarang kami mulai mengeluh," kata Gubernur Koster saat merayakan masa jabatan pertamanya.

"Jangan mengeluh, karena jika ramai, itu berarti ekonomi hidup," tegas Koster.

Tingkat hunian hotel di seluruh pulau Bali baru-baru ini mencapai 65 persen, dengan beberapa daerah di Kabupaten Badung naik di atas 90 persen secara konsisten.