Panda Nababan: Hasto Kristiyanto Bisa Jadi Kelanjutan Sosok Taufiq Kiemas di PDIP Sekarang

Warta Ekonomi, Jakarta -

Politikus senior PDI Perjuangan (PDIP) Panda Nababan dalam diskusinya dengan Total Politik pada Kamis (27/4/2023) mengungkap tokoh PDIP yang dianggap bisa meneruskan peran Taufiq Kiemas di PDIP.

Baginya, Taufiq Kiemas merupakan sosok penting dalam internal PDIP. Hal ini terlihat dari kepribadiannya yang fleksibilitas dan komunikatif, baik pada oposisi atau bahkan pada internal partai.

Selain itu, Taufiq Kiemas juga banyak berkontribusi dalam mendukung istrinya, Megawati Soekarnoputri, saat dan setelah menjadi presiden. Dengan demikian, Panda Nababan menyebut bahwa Taufiq Kiemas adalah jembatan bagi kesuksesan PDIP sekarang.

Baca Juga: Selamatkan Partai dari Islamofobia dan Dukung Megawati, Begini Sosok Penting Taufiq Kiemas bagi PDIP

Ia lebih lanjut mengungkap bahwa Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto merupakan tokoh yang tepat dalam meneruskan kepribadian dan pemikiran Taufiq Kiemas.

“Posisi sentralnya di Sekjen PDIP itu membuka peluang dia bisa melaksanakan apa pun pemikirannya daripada Taufiq Kiemas. Karena dia Setjen, dia kan motor organisasi, jadi implementasi pemikiran Taufiq Kiemas itu ada pada dia,” katanya.

Sementara itu, ia menganggap Hasto Kristiyanto bisa menjadi tokoh di belakang layar yang membantu Megawati dalam memutuskan banyak hal.

“Buat saya, (peran) Taufiq ikut mengorganisir, melaksanakan, dan mengendalikan partai, itu ada pada Hasto. Boleh dikatakan dia banyak mengambil peran (sebagai) Taufiq dan mengendalikan legacy (warisan) dari partai ini. Kalau pun mau dibilang Megawati di depan, yang kuat di belakang layar itu Hasto,” jelasnya.

Sementara itu, ia yakin dengan kompetensi Hasto Kristiyanto sebagai penerus Taufiq Kiemas karena keberhasilannya dalam mempertahankan posisinya sebagai Sekretaris Jenderal PDIP sampai sekarang.

“Dan dia (Hasto) terus terang pecahkan rekor dua periode di Sekjen. Itu enggak dialami oleh Alexander Litaay, Soetjipto Soedjono, Pramono Anung, dan Cahyo Kumolo,” ungkapnya.