Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Wilayah Moldova Terancam Bentrok dengan Pemerintah Pro-Eropa

Wilayah Moldova Terancam Bentrok dengan Pemerintah Pro-Eropa Kredit Foto: Reuters/Vladislav Culiomza
Warta Ekonomi, Chisinau, Moldova -

Majelis di wilayah pro-Rusia di Moldova pada Selasa (16/5/2023) mendukung pemilihan pemimpin lokal yang berniat untuk meningkatkan hubungan dengan Moskow.

Moldova, sebuah negara kecil dan miskin yang berbatasan dengan Ukraina dan Rumania, telah mengecam invasi Rusia dan menuduh Moskow berusaha mengacaukan pemerintahan Presiden Maia Sandu.

Baca Juga: Eks Orang Kedubes Amerika Jalankan Misi Mata-Mata di Rusia, Kini Nasibnya...

Wilayah selatan Moldova, Gagauzia, memilih "bashkan", atau pemimpin baru, akhir pekan lalu dalam sebuah pemilihan yang hanya diikuti oleh calon-calon yang pro-Rusia. Majelis mengesahkan hasil tersebut.

Namun, perdana menteri Moldova dan pejabat lainnya mengatakan bahwa pemerintah pusat akan mencoba untuk membatalkan hasil pemilihan tersebut dengan alasan adanya ketidakberesan yang meluas.

Perdana Menteri Dorin Recean mengatakan hasil pemilu tidak pasti.

"Polisi dan jaksa telah mengumumkan ketidakberesan yang terjadi selama pemungutan suara," katanya kepada Pro TV Moldova.

Yevgeniya Gutul, bashkan yang baru, menginginkan "persahabatan yang lebih jauh" dengan Moskow. Ia mewakili Partai Sor, yang selama berbulan-bulan telah melakukan protes menuntut pengunduran diri Sandu.

Lebih dari 30 tahun setelah merdeka, Moldova harus hidup dengan negara bagian separatis Transdniestria yang pro-Rusia di bagian timur dan ketidakpuasan yang berulang di Gagauzia, yang didominasi oleh etnis Turki yang menganut gereja Ortodoks Rusia dan telah lama mendukung partai-partai pro-Rusia.

Ketika majelis Gagauzia dengan suara bulat menyetujui hasil pemilu, ratusan pengunjuk rasa berkumpul di luar gedung sambil meneriakkan "Turunkan Kediktatoran, turunkan Maia Sandu!"

Mahkamah Konstitusi Moldova diperkirakan akan mengeluarkan keputusan pada hari Rabu untuk melarang partai Sor.

Pemimpin partai ini, tokoh bisnis Ilan Sor, bulan lalu hukumannya ditambah secara in absentia menjadi 15 tahun penjara sehubungan dengan pencurian 1 miliar dolar AS dari bank-bank Moldova pada tahun 2014-2015, atau setara dengan seperdelapan dari pendapatan nasional. Sor tinggal di Israel.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Muhammad Syahrianto

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: