Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Mahfud Yakini Pemilu 2024 Berjalan Aman: Dulu 3 Tahun Panas, Sekarang 8 Bulan Aman

Mahfud Yakini Pemilu 2024 Berjalan Aman: Dulu 3 Tahun Panas, Sekarang 8 Bulan Aman Kredit Foto: Antara/Hafidz Mubarak A
Warta Ekonomi, Jakarta -

Plt. Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Mahfud MD meyakini gelaran Pemilu tahun 2024 akan berlangsung damai. Pasalnya, media menilai suasana politik jelang pemilu saat ini tidak sepanas tahun sebelumnya.

Hal itu dia ungkap dalam arahannya di acara Launching Literasi Digital Sektor Pemerintahan kepada Prajurit TNI di Markas Besar (Mabes) TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (13/6/2023).

Baca Juga: Kalau Keukeuh dengan Sistem Pemilu Tertutup, 53 Persen Publik akan Lakukan Protes

"Tadi saya bicara dengan Pak Panglima, situasi sekarang kondusif karena ini banyak yang ngomong, ini akan ada perang, akan ada ini, panas. Saya bilang 'ndak'," kata Mahfud dalam arahannya.

Dia menuturkan, gelaran Pemilu tahun 2019 memanas tiga tahun sebelum pelaksanaan dimulai. Mahfud menyebut, tepat pada 4 November 2016 terjadi pengepungan di Istana yang disusul oleh aksi-aksi lainnya.

"Empat November 2016 yang mengepung Istana, kemudian disusul dengan gelombang-gelombang berikutnya dengan konflik pesan sara, perang sara, rasis, politik identitas, dan berpuncak lahirnya, kumpul di Monas yang itu kemudian melahirkan peristiwa 212, yang kemudian melahirkan alumni 212, lalu Pemilu tahun 2019," paparnya.

Bila dibandingkan dengan Pemilu saat ini, Mahfud menyebut relatif lebih aman. Apalagi, kata dia, penyelenggaraan pemilu tinggal delapan bulan lagi. "Dulu tiga tahun sudah panas, sekarang tinggal 8 bulan aman. Ini ya medsos saja yang ramai (panas), di bawah ndak ada apa-apa," katanya.

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan ini juga meminta aparat TNI-POLRI untuk bisa bersikap netral hingga Pemilu rampung dilaksanakan. Di samping itu, Mahfud juga meminta aparat keamanan melindungi lalu lintas digital dari para provokator di media massa.

"Insyaallah ini akan aman. Posisi netral (TNI-POLRI), terutama di dalam menjaga lalu lintas digital yang banyak memprovokasi di tengah-tengah masyarakat yang secara didigatal terliterasi, tinggat literasinya rendah," tandasnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Andi Hidayat
Editor: Puri Mei Setyaningrum

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: