Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Libatkan Petani Kelapa di Maluku Utara, MIND ID melalui Antam Kembangkan Program Pengembangan Industri Kelapa Terpadu

Libatkan Petani Kelapa di Maluku Utara, MIND ID melalui Antam Kembangkan Program Pengembangan Industri Kelapa Terpadu Kredit Foto: MIND ID
Warta Ekonomi, Maluku Utara -

BUMN Holding Industri Pertambangan, MIND ID, melalui salah satu anggotanya, PT Aneka Tambang Tbk (Antam), mengembangkan salah satu program CSR/TJSL berupa pengembangan industri kelapa terpadu. Program tersebut dilaksanakan di Kecamatan Maba, Kabupaten Halmahera Timur, Maluku Utara.

Kecamatan Maba memang memiliki potensi tinggi terkait sumber bahan baku limbah sabut kelapa yang belum dimanfaatkan dengan baik. Oleh karena itu, kehadiran program ini merupakan sebuah solusi pemanfaatan limbah sabut kelapa menjadi aneka produk olahan yang bernilai ekonomi tinggi.

Serabut kelapa dapat diolah menjadi produk coconet dan cocopeat. Produk tersebut bisa digunakan sebagai media tanam pada lahan reklamasi. Adapun limbah kelapa yang diolah menjadi coconet adalah limbah yang berupa serabut kelapa. Sementara itu, limbah serbuk diolah menjadi produk cocopeat yang digunakan sebagai media tanam pada lahan reklamasi.

Baca Juga: Kucurkan Dana Rp5 Miliar, Grup MIND ID PTFI Garap Kolaborasi Baksos dengan PPAD di Mimika Papua

Keunggulan produk coconet dan cocopeat adalah memiliki daya serap air yang cukup tinggi. Produk ini juga dapat menyimpan air dalam jumlah yang lebih banyak daripada yang ditampung dalam tanah.

Sementara itu, limbah ini juga dapat diolah menjadi cococraft, yakni hasil kerajinan limbah kelapa menjadi aneka produk kerajinan. Salah satu hasil cococraft adalah produk cocopot atau tempat tanaman yang terbuat dari sabut kelapa sebagai pengganti polybag ataupun pot tanaman.

Dengan demikian, program ini membuat masyarakat sekitar mampu memanfaatkan limbah kelapa dengan lebih baik. Adapun produk coconet yang merupakan hasil olahan limbah sabut kelapa dari masyarakat tersebut bisa digunakan oleh Antam sehingga ini juga berguna untuk pemenuhan kebutuhan reklamasi area tambang.

Selain itu, program ini juga memberdayakan petani lebah untuk mengolah produk madu, sehingga dapat menghasilkan brand Madu Haltim. 

Program ini sudah dilaksanakan sejak 2019 dengan menggandeng Lembaga Varamau dan Koperasi Mitra Jaya sebagai mitra strategis. Program ini menerapkan prinsip creating shared value dan creating new value dengan melibatkan petani kelapa untuk membangun kemandirian, kesejahteraan, dan pemberdayaan masyarakat yang berkelanjutan.

“MIND ID selama ini berkomitmen dalam memberikan manfaat yang berkelanjutan kepada masyarakat sesuai dengan pilar Sustainable Deveopment Goals (SDGs), salah satunya melalui program Pengembangan Industri Kelapa Terpadu,” kata Sekretaris Perusahaan MIND ID Heri Yusuf.

Baca Juga: Buktikan Kinerja Terbaik, Direksi MIND ID Raih Best Performance di Innolympia Festival

Selama pelaksanaannya, program Pengembangan Industri Kelapa Terpadu telah menghasilkan beberapa pencapaian.

Program ini mampu mengembangkan kemampuan masyarakat di sekitar wilayah operasi Perusahaan dalam mengolah limbah sabut kelapa menjadi produk yang bermanfaat dan berkualitas, seperti coconet dan cocopeat.  Produk tersebut pun kemudian digunakan oleh PT ANTAM Tbk, NHM, dan PT. GAG.

Antam juga telah mengintegrasikan masyarakat lokal petani kelapa sebanyak 49 orang dan kelompok pengrajin sabut kelapa sebanyak 37 orang ke dalam rantai pasoknya. Hal tersebut dapat meningkatkan persentase pengusaha lokal yang berkecimpung dalam usaha pengolahan sabut kelapa dan produk Madu Haltim, sehingga meningkatkan pendapatan masyarakat daerah tersebut.

Sementara itu, menurut perhitungan Social Return on Investment (SROI), selama kurun waktu 2019--2022, program ini telah berjalan efektif dan efisien. Program ini mampu menghasilkan dampak sosial yang melebihi biaya investasi (input) yang dikeluarkan.

Hal tersebut dicerminkan melalui nilai SROI selama kurun waktu tersebut yang mencapai angka 10,07. Artinya, setiap Rp1 yang diinvestasikan mampu memberikan rata-rata dampak sosial senilai Rp10,07.

Baca Juga: Arifin Tasrif Ungkap Vale Mau Tambah Porsi Divestasi Sahamnya ke MIND ID

Ke depannya, Antam akan terus mengembangkan Program Pengembangan Industri Budidaya Kelapa Terpadu. Hal itu karena program ini memiliki manfaat luas bagi pengembangan ekonomi masyarakat dengan mengintegrasikan masyarakat ke dalam rantai pasok perusahaan.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: