Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Panen Rapor Merah, Rupiah Hari Ini Tunduk Atas Dolar AS dan Mata Uang Dunia

Panen Rapor Merah, Rupiah Hari Ini Tunduk Atas Dolar AS dan Mata Uang Dunia Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Rupiah hari ini terpantau melemah atas mata uang Amerika Serikat. Berdasarkan data RTI Business, dikabarkan bahwa mata uang Indonesia itu mengalami koreksi sebesar -0,03% dan kehilangan 5 poin. Oleh sebab itu, nilai tukar rupiah berada di angka Rp15.243 per dolar AS.

Tidak hanya terhadap mata uang Negeri Paman Sam, mata uang Garuda tersebut juga tunduk atas tiga mata uang global yang ada. Merujuk dari sumber yang sama, dilaporkan bahwa rupiah gagal mengungguli dolar Australia (-0,30%), euro (-0,13%), dan poundsterling (-0,17%).

Baca Juga: Tampil Perkasa, Rupiah Hari Ini Ungguli Dolar AS dan Mata Uang Dunia

Kendati demikian, ketika disandingkan dengan mata uang negara-negara di Asia, mata uang Indonesia itu cenderung menunjukkan pergerakan yang lebih variatif. Sebab, pada perdagangan Senin, 4 September 2023, rupiah menguning atas satu mata uang, memerah atas tiga mata uang, dan menghijau atas empat mata uang.

Mata uang Garuda itu diketahui stagnan atas yuan dan tereduksi atas dolar Hong Kong (-0,17%), yen (-0,07%), serta dolar Singapura (-0,12%). Akan tetapi, rupiah mampu menunjukkan keperkasaannya atas won (0,17%), ringgit (0,30%), baht (0,37%), dan dolar Taiwan (0,17%).

Sebagai informasi tambahan, menurut Chief Economist & Investment Strategist PT Manulife Aset Manajemen Indonesia, Katarina Setiawan, dalam jangka menengah, untuk menopang resiliensi nilai tukar rupiah, perlu dilakukan perbaikan struktural pada neraca berjalan dan penanaman modal. Selain bermanfaat untuk mata uang Indonesia, kedua hal tersebut juga mampu mengurangi ketergantungan Indonesia pada pembiayaan eksternal. 

Baca Juga: Yah, Rupiah Hari Ini Tuai Rapor Merah Atas Dolar AS dan Mata Uang Dunia

“Saat ini, fokus utama Bank Indonesia (BI) adalah menjaga stabilitas nilai tukar rupiah dan mendorong pertumbuhan kredit. Perihal kenaikan suku bunga, BI tetap dengan sikapnya yang masih ingin mempertahankan mengingat suku bunga yang sekarang sudah cukup untuk menahan inflasi,” ungkapnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Yohanna Valerie Immanuella
Editor: Yohanna Valerie Immanuella

Advertisement

Bagikan Artikel: