PT PLN (Persero) saat ini mampu memproduksi 199 ton hidrogen hijau (green hydrogen) melalui 21 Green Hydrogen Plant (GHP) yang tersebar di seluruh Indonesia.
Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo mengatakan, akselerasi GHP ini merupakan hasil inovasi yang terus dilakukan PLN dalam menghadirkan energi alternatif yang ramah lingkungan untuk menjawab tantangan transisi energi.
“Ini merupakan wujud nyata dari kolaborasi bersama Kementerian ESDM dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN). Karya Inovasi ini kami lakukan dalam menjawab transisi energi. Memaksimalkan existing facility yang ada di pembangkit-pembangkit thermal kami, kemudian kami lakukan inovasi dengan memanfaatkan 100% EBT menjadi green hydrogen,” ujar Darmawan dalam keterangan tertulis yang diterima, Rabu (22/11/2023).
Baca Juga: Jaga Pasokan Batubara, PLN Siapkan Strategi Coal Blending Facility
Darmawan mengatakan, pembangkit-pembangkit listrik tenaga gas uap (PLTGU) atau pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik PLN sudah memiliki hydrogen plant dengan electrolyzer.
Dimana, Alat tersebut digunakan untuk memproduksi hidrogen yang digunakan untuk mendinginkan generator pembangkit listrik.
Dari 21 unit hydrogen plant tersebut dapat menghasilkan 199 ton per tahun, namun hanya 75 ton per tahun yang digunakan untuk kebutuhan pendinginan generator pembangkit listrik.
“Kami melihat ada peluang untuk memanfaatkan hydrogen ini sebagai value creation yang bisa memberikan nilai tambah bagi bisnis kami, sekaligus mendukung transisi energi,” ujarnya.
Baca Juga: Jalan Energi Hijau, 21 Green Hydrogen Plant Diresmikan PLN
Melihat potensi yang ada, Perseroan melakukan inovasi dengan memanfaatkan solar PV yang terpasang di kawasan pembangkit PLN ditambah dengan Renewable Energy Certificate (REC) dari beberapa pembangkit EBT di Indonesia, dengan cara tersebut, maka pihaknya dapat memproduksi 100 persen hidrogen hijau.
“Dengan inovasi tersebut, selain untuk pendingin generator pembangkit, green hydrogen kini bisa dimanfaatkan untuk berbagai keperluan, antara lain untuk industri pupuk, industri bahan kimia, co-firing pembangkit, hingga untuk Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV),” ucapnya.
Lanjutnya, untuk mengembangkan rantai pasok green hydrogen di Indonesia, PLN juga tengah mengembangkan infrastruktur hydrogen refueling station (HRS) yang nantinya akan digunakan untuk pengisian daya FCEV.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Annisa Nurfitri
Advertisement