Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Government
Video
Indeks
About Us
Social Media

Bittime Proyeksikan Altcoin Season Gairahkan Pasar Aset Kripto

Bittime Proyeksikan Altcoin Season Gairahkan Pasar Aset Kripto Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Bittime, platform investasi aset kripto yang resmi terdaftar di Indonesia memproyeksikan musim altcoin atau altseason akan berlangsung dalam waktu dekat. Hal tersebut dinilai bakal meramaikan pasar aset kripto menjelang gelaran Bitcoin halving.

Musim altcoin atau altcoin season merupakan salah satu siklus yang terjadi dalam pasar aset kripto. Selain altseason, terdapat juga siklus Bitcoin season yang menandakan peningkatan performa aset kripto Bitcoin (BTC).

Adapun istilah dua musim atau siklus ini digunakan pada periode dimana pasar aset kripto mengalami kenaikan nilai. Secara historis, biasanya kedua siklus ini terjadi secara bergantian. Pasalnya, secara psikologis kenaikan nilai aset kripto biasanya tidak akan bertahan dalam jangka waktu panjang.

CEO Bittime Ryan Lymn mengatakan, berdasarkan data Blockchain Center, saat ini Altcoin Season Index menunjukkan bahwa altseason sudah dekat. Untuk diketahui, Altcoin Season Index dihitung apabila 75% dari top 50 koin memiliki performa lebih baik dari Bitcoin selama musim sebelumnya (90 hari). 

“Saat ini, Altcoin Season Index menunjukkan angka 76 dari 100, yang berarti kita sudah semakin dekat dengan altseason. Pelaku pasar sebaiknya mulai bersiap untuk menggunakan momentum ini untuk meningkatkan performa portfolio,” ujarnya.

Baca Juga: ETF Bitcoin Disetujui, Bittime Optimistis Pasar Kripto Bullish

Ryan menjelaskan, memiliki pengetahuan tentang musim aset kripto seperti altseason bisa memberikan banyak kesempatan bagi trader yang ingin meningkatkan performa portofolionya. Setiap siklus pasar bisa menjadi penanda penting terkait aset kripto mana yang nilainya akan meningkat dan mana yang akan mengalami penurunan.

“Memahami siklus dan musim di pasar aset kripto bisa membantu para trader dan investor. Khususnya untuk menentukan aset kripto mana yang bisa dibeli dalam harga rendah dan dijual dengan harga tinggi ketika musimnya tiba, untuk mendapatkan imbal hasil yang maksimal,” ungkapnya.

Lebih lanjut, Ryan berharap siklus altseason ini juga turut mengerek aktifitas pasar aset kripto di Indonesia. Hal tersebut khususnya terkait dengan volume dan nilai transaksi aset kripto di Indonesia yang tengah tumbuh positif.

“Bittime sebagai platform investasi aset kripto yang resmi terdaftar di Indonesia tentunya berharap altseason mampu menjadi salah satu pendorong aktifitas pasar. Kami selalu percaya bahwa Indonesia memiliki potensi yang sangat besar di industri aset kripto global,” ujarnya.

Baca Juga: ETF Bitcoin Spot jadi Angin Segar bagi Industri Aset Kripto

Seperti diketahui, Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (Bappebti) mencatat total nilai transaksi kripto periode Januari-November 2023 mencapai Rp122 triliun. Adapun jumlah pelanggan sejak diaturnya aset kripto hingga November 2023 mencapai 18,25 juta pelanggan.

Altcoin yang Patut Diperhitungkan Selama Altseason 2024

Pada altseason 2024 ini, ada beberapa koin atau aset kripto yang layak diperhitungkan. Lebih lanjut, tim riset Bittime telah menyusun daftar altcoin yang menarik untuk dikoleksi karena berbagai faktor.

Tim riset Bittime telah memantau banyak altcoin sejak periode sebelumnya. Ada beberapa altcoin yang layak diperhitungkan pada altseason 2024 ini, antara lain SOL, TIA, AVAX, ETH, ADA, dan MANTA.

Solana (SOL)

Solana baru-baru ini naik daun karena kembali merilis smartphone. Melalui Solana Mobile, mereka mengklaim telah menerima 30.000 preorder untuk smartphone tersebut hanya dalam 30 jam sejak peluncuran.

Solana populer di dunia aset kripto karena skalabilitas mengesankan, biaya transaksi rendah, dan kecepatan transaksi yang sangat cepat. Solana juga adalah salah satu dari sedikit aset kripto yang bermitra dengan Visa.

Celestia (TIA)

Celestia mendapatkan banyak perhatian sebelum peluncurannya pada bulan Oktober 2023. Selain karena begitu banyak bursa kripto terkemuka yang mendukungnya sejak diluncurkan, konsep teknis Celestia dinilai menarik yang mendukung jaringan blockchain modular.

Dengan ekosistem yang siap untuk mendatangkan banyak developer untuk turut mendukungnya, Celestia siap mengubah cara berpikir kita tentang blockchain dan teknologi distributed ledger.

Baca Juga: ETF Bitcoin Disetujui, Reku Yakin Industri Kripto Banjir Minat Investasi

Avalanche (AVAX)

Avalanche adalah jaringan blockchain yang bertujuan untuk menyediakan platform terdesentralisasi untuk membuat dan mengelola aplikasi keuangan terdesentralisasi (DeFi). Avalanche memiliki karakteristik yang dapat mendorongnya menjadi yang terdepan dalam perlombaan blockchain.

Mereka menggunakan protokol konsensus yang disebut mekanisme konsensus yang dioptimalkan Directed Acyclic Graph (DAG), yang memungkinkan kecepatan dan skalabilitas transaksi yang cepat.

Ethereum (ETH)

Nama yang satu ini mungkin tidak perlu dipertanyakan lagi bagi trader dan investor aset kripto. Apalagi kini nama Ethereum kian naik daun usai BlackRock mendukung gagasan tentang peluncuran ETF Ethereum, hanya sehari setelah ETF Bitcoin diluncurkan.

Ethereum hingga kini masih menjadi aset kripto terbesar kedua di dunia setelah Bitcoin. Sejak mempelopori konsep kontrak pintar pada tahun 2015, Ethereum secara konsisten menjadi yang pertama dalam hal mendukung hampir semua inovasi blockchain baru.

Cardano (ADA)

Cardano adalah blockchain yang mendukung kontrak pintar, mendukung staking untuk mendapatkan imbal hasil saat memvalidasi transaksi dan mengamankan jaringan, serta dapat diskalakan secara besar-besaran.

Cardano dipandang sebagai aset kripto generasi ketiga yang dirancang untuk membangun protokol keuangan universal yang akan berkembang dengan sendirinya. Teknologinya mampu memberikan akses layanan keuangan kepada orang-orang yang tidak memiliki rekening bank.

Manta Network (MANTA)

Manta Network adalah ekosistem modular yang dibangun untuk dApps generasi berikutnya yang scalable. Manta Network menawarkan ekosistem yang baik untuk memenuhi tuntutan skalabilitas dApps. Ekosistem ini menggunakan pendekatan modular untuk memenuhi perubahan kebutuhan pasar akan dApps saat ini dan di masa depan.

Dari DeFi, game, hingga komunitas sosial, aplikasi yang diterapkan di Manta dirancang untuk memberikan pengalaman tersendiri. Program Manta Ecosystem Grants dirancang untuk mengeksplorasi dan mengembangkan kasus penggunaan baru untuk mengatasi permasalahan yang dihadapi oleh pengguna.

Untuk diketahui, Bittime telah beroperasi sejak 2022 dan saat ini menyediakan ratusan aset kripto dengan biaya transaksi dan biaya admin murah. Selain itu, Bittime juga memiliki fitur-fitur produk yang menarik demi memenuhi kebutuhan pengguna. Yang terkini, Bittime me-listing beberapa koin yang tengah digandrungi pasar, antara lain PEOPLE, CTK, MASK, ACA, SHRAP, MAGIC, BEAM, AR dan MANTA.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Annisa Nurfitri
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: