PT Gravel Teknologi Indonesia membagikan tips bagi masyarakat yang mempersiapkan bangunan rumah yang siap menghadapi banjir yang sering menjadi hantu bagi masyarakat di Indonesia.
Co-CEO dan Co-Founder GravelGeorgi Ferdwindra Putra, mengatakan langkah pertama yang krusial adalah mencari tahu riwayat banjir dan pola curah hujan dalam wilayah rumah atau daerah.
Baca Juga: Awas Salah Ukuran, Ini Dimensi Ideal Tangga versi Gravel
"Ini akan membantu Anda memahami seberapa besar risiko banjir yang mungkin terjadi dan langkah apa saja yang perlu diambil untuk melindungi rumah Anda," ujarnya dilansir dari keterangan tertulis yang diterima Kamis (16/5).
Dengan memahami kondisi lingkungan saat hujan, masyarakat dapat mengambil langkah-langkah preventif berikutnya, yaitu merancang pembangunan rumah yang dapat membantu melindungi rumah dari berbagai dampak banjir. Berikut lima hal penting dalam membuat rumah anti-banjir:
-
Tinggikan Pondasi: Lantai rumah yang lebih tinggi dari permukaan tanah sekitar 40-50 cm dapat mencegah air masuk saat banjir.
-
Sistem Drainase Satu Arah: Pasang sistem drainase yang efektif dengan katup satu arah agar air tidak kembali masuk ke rumah. Pastikan juga saluran pembuangan, septic tank, dan instalasi listrik berada di area yang aman dari banjir.
-
Buat Resapan Air: Area resapan air di sekitar rumah berfungsi sebagai penampungan alami yang membantu mengurangi risiko banjir.
-
Pilih Material Tahan Air: Gunakan material bangunan seperti beton atau bata tahan air untuk mengurangi kerusakan akibat banjir. Desain atap yang mampu mengalirkan air dengan cepat juga penting.
-
Gunakan Teknologi Modern: Pertimbangkan penggunaan pintu anti banjir, sistem pompa air, dan material tahan korosi untuk perlindungan ekstra terhadap ancaman banjir.
Georgi mengatakan konsep desain rumah anti-banjir sebenarnya bukanlah hal baru. Di Indonesia, banyak daerah yang sudah menerapkannya sejak dahulu kala, contohnya seperti rumah panggung atau rumah berkonsep double decker yang kini menjadi bagian dari hunian mewah di kawasan Selatan Jakarta.
Begitu pun di luar negeri, di Eropa pun juga menerapkan konsep rumah anti-banjir dengan memanfaatkan bahan bangunan atau material tahan lama, seperti bata dan beton telah terbukti efektif dalam menghadapi berbagai kondisi cuaca ekstrem, termasuk banjir. Sementara itu, di Jepang, konsep rumah logam yang menggabungkan beton dengan lapisan logam solid menjadi pilihan populer karena kemampuannya dalam menjaga stabilitas rumah saat terjadi pergerakan tanah atau banjir.
Baca Juga: Tak Cuma Gaya Hidup, Gravel Ungkap Tren Renovasi Rumah di Lebaran 2024
Namun, perlindungan optimal tidak hanya bergantung pada desain rumah anti-banjir. Perawatan rutin terhadap seluruh komponen rumah juga sangat penting. Misalnya dengan melakukan perbaikan rumah di bagian-bagian yang dapat mencegah terjadinya banjir, seperti saluran air, area resapan air, dan sebagainya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Aldi Ginastiar
Tag Terkait:
Advertisement