- Home
- /
- EkBis
- /
- Transportasi
Dukung Keselamatan di Jalur Alternatif Puncak, BPTJ Pasang Perlengkapan Jalan
Sebagai bagian upaya menekan tingkat kecelakaan di jalur alternatif Puncak, Kementerian Perhubungan melalui Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) membangun perlengkapan jalan (fasilitas keselamatan jalan) sepanjang 11,7 Km..
Hal ini merupakan salah satu upaya BPTJ mendukung kelancaran mobilitas masyarakat dalam rangka liburan Natal Tahun 2024 dan Tahun Baru 2025.
Direktur Lalu Lintas BPTJ, Sigit Irfansyah, saat ditemui di Jakarta (19/12) menyampaikan bahwa Puncak merupakan destinasi wisata favorit di Jabodetabek dan jalur alternatif menjadi pilihan para wisatawan yang akan bepergian ke Puncak saat jalur utamanya dalam kondisi macet atau dalam pemberlakuan buka tutup oleh Kepolisian.
"Kementerian Perhubungan dalam hal ini BPTJ berupaya untuk meningkatkan fasilitas keselamatan dengan melengkapi perlengkapan jalan khususnya di jalur alternatif. Hal ini juga bagian dari menyikapi adanya libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025", terang Sigit.
Ia menambahkan bahwa jalur alternatif yang dipilih merupakan rekomendasi dari Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor dan mempertimbangkan kondisi jalan dengan lebar dan konturnya mumpuni artinya dapat dilewati dengan dua kendaraan dalam satu ruas.
"BPTJ memasang perlengkapan jalan pada jalur alternatif tersebut dengan Rambu Tiang Tunggal sebanyak 18 unit, Rambu Pendahulu Petunjuk Jurusan (RPPJ) sejumlah 10 unit, dan Alat Penerangan Jalan sebanyak 52 unit. Diharapkan pengguna jalan dapat dengan nyaman menggunakan jalur alternatif karena ada petunjuk dan ada, rambunya mengenai kondisi jalan tersebut", tambah Sigit.
Jalur alternatif ini juga merupakan upaya dari melengkapi kebutuhan perlengkapan jalan eksisting yang telah dibangun oleh Pemerintah Daerah Kabupaten Bogor.
"Nantinya keseluruhan perlengkapan jalan yang telah dibangun ini akan diserahkan kepada pemerintah daerah", jelas Sigit.
Ia menambahkan jalur alternatif puncak terpilih dari arah Parung menuju ke Gadog ini memiliki kontur dengan kelandaian rata-rata 6.6 % sampai dengan 6.9 %.
"Dari 11,7 Km yang kami siapkan pada jalur altenatif, pada kilometer pertamanya kontur jalan cenderung landai dengan lebar jalan 6 meter. Kilometer selanjutnya hingga 9,7 Km berikutnya cenderung menanjak dan tikungan tajam dengan lebar jalan 5,5 meter. Hingga kilometer terakhir atau tepat keluar di Jalan Ussu, kontur jalan juga cenderung menanjak dan menikung tajam dengan lebar jalan 4,5 meter", jelas Sigit.
Ia menjelaskan bahwa dari 18 rambu yang direncanakan, sudah hampir semua terpasang di ruas jalan alternatif. Adapun APJ sudah semuanya selesai dan dapat berfungsi serta menyala dengan baik.
"Empat ruas jalan yang telah kami lengkapi dengan rambu, RPPJ dan APJ yaitu Jl. Raya Pertanian sepanjang 2,7 Km dengan rincian penyediaan perlengakapan sebanyak 26 APJ, 3 Rambu, dan 2 RPPJ", tukas Sigit.
Sigit menambahkan selain JL. Pertanian, ruas jalan lain adalah Jl. Letjen Suryanta dengan perlengakapan jalan meliputi 3 rambu dan 1 RPPJ sejauh 1,2 Km.
"Jalan lain yang kami lengkapi fasilitasnya adalah Jl. Cikopo Selatan berupa 4 rambu dan 3 RPPJ sepanjang 2,5 Km. Kami juga menambahkan perlengkapan di Jl. Waru Doyong berupa 13 APJ, 5 rambu dan 2 RPPJ", ungkap Sigit.
Ia menyampaikan satu ruas jalan lainnya yang berada di ruas jalur alternatif adalah Jl. Lembaga Nyiur dengan perlengkapan jalan yang dilengkapi berupa 13 APJ, 3 rambu dan 2 RPPJ sejauh 2 Km.
Sementara itu, pada saat meninjau jalur alternatif di Puncak (20/12), Sekretaris BPTJ, Deddy Cahyadi menyampaikan bahwa meskipun pemerintah telah menyediakan perlengkapan jalan (fasilitas keselamatan jalan), BPTJ tetap berharap agar selalu mematuhi rambu dan petunjuk yang ada.
"Kami berharap kepada masyarakat yang akan melakukan perjalanan ke Puncak dan menggunakan jalur alternatif agar mempersiapkan perjalanan dengan baik. Cek kondisi diri dan kendaraan yang digunakan, apakah cukup baik untuk melakukan perjalanan. Jika memang tidak memungkinkan, jangan dipaksakan", imbuh Deddy.
Ia juga menghimbau agar selalu mentaati rambu dan petunjuk yang telah disiapkan dan perhatikan kondisi jalan dengan memperhatikan rambu yang telah dipasang.
"Menurut prakiraan cuaca dari BMKG, Jabodetabek saat ini juga dalam kondisi cuaca dengan intensitas curah hujan tinggi, oleh karena itu kami berharap kepada masyarakat selalu mengecek prakiraan cuaca sebelum bepergian melalui kanal informasi yang sudah disediakan oleh pemerintah", jelas Deddy.
Ia juga mengingatkan kembali kepada masyarakat untuk bijak bermobilitas dan memilih destinasi lokasi atau tempat liburan yang tidak berpotensi menimbulkan kepadatan dan kemacetan.
"Puncak adalah salah lokasi wisata yang termasuk berpotensi menimbulkan kemacetan. Oleh karena itu, masyarakat bisa memililh destinasi lain selain Puncak seperti di Jakarta atau lokasi lainnya di Bodetabek", tutup Deddy.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Istihanah
Editor: Istihanah
Tag Terkait:
Advertisement