Indonesia Eksportir Sawit Terbesar, Tapi Penurunan Produktivitas Perlu Jadi Perhatian

Ketua Asosiasi Agribisnis Indonesia, Bayu Krisnamurthi, menegaskan bahwa program hilirisasi memiliki peran strategis dalam mendorong pertumbuhan ekonomi nasional. Selain meningkatkan nilai tambah sektor pertanian, hilirisasi juga membuka peluang kerja luas di berbagai daerah.

"Kami semua memandang bahwa program hilirisasi ini sangat penting, sangat strategis, dan sangat tepat," ujar Bayu dalam Seminar Nasional Huluisasi dan Hilirisasi Sawit di Bogor, Selasa (11/3/2025).

Bayu menyoroti industri sawit, yang telah menjadikan Indonesia sebagai produsen dan eksportir terbesar dunia. Menurutnya, pencapaian ini harus dipertahankan bukan dengan proteksi berlebihan, melainkan dengan peningkatan daya saing global.

Baca Juga: Pemerintah Dorong Hilirisasi Sawit, Targetkan Ekspansi Global dan Net Ekspor

"Kata-kata ‘eksportir terbesar’ ini perlu digarisbawahi dan dipertahankan. Artinya, hilirisasi dan industrialisasi sawit Indonesia telah menciptakan produk yang mampu bersaing di pasar dunia," tegasnya.

Baca Juga: Gapki Soroti Daya Saing Minyak Sawit Indonesia di Pasar Global

Namun, ia mengingatkan bahwa produktivitas sawit nasional mulai stagnan bahkan mengalami tren penurunan. Oleh karena itu, diperlukan inovasi dan diversifikasi produk untuk menjaga keberlanjutan industri sawit ke depan.

Bayu juga menekankan pentingnya hulunisasi, atau penguatan sektor hulu, sebagai faktor kunci keberhasilan hilirisasi sawit. Konsep ini, katanya, harus diperluas ke sektor pertanian lain agar hilirisasi komoditas lain juga berkembang pesat.

Baca Juga: Fungsi Pelestarian Plasma Nutfah oleh Perkebunan Kelapa Sawit

Baca Juga: Menyehatkan Kehidupan Manusia Melalui Konsumsi Minyak Sawit Bergizi

"Kita perlu mengambil pelajaran dari sawit Indonesia dan melihat apa yang bisa diterapkan untuk hilirisasi pertanian ke depan," tutupnya.