Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

IKA UII Periode 2025-2030 Resmi Dilantik, Siap Lanjutkan Warisan Perjuangan Pendiri Bangsa

IKA UII Periode 2025-2030 Resmi Dilantik, Siap Lanjutkan Warisan Perjuangan Pendiri Bangsa Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Ikatan Keluarga Alumni Universitas Islam Indonesia (IKA UII), menggelar tiga kegiatan yakni Pelantikan, Halal bihalal, dan Rakernas DPP IKA UII Periode 2025-2030. Acara yang digelar di Birawa Hall, Hotel Bidakara, Jakarta ini dihadiri menteri hingga tokoh-tokoh nasional, seperti Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian dan Mahfud MD.

“Acara ini adalah manifes dari komitmen luhur dan ikrar bathin kita, untuk melanjutkan perjuangan para pendiri UII melalui organisasi IKA UII,” kata Ketua Umum DPP IKA UII, Ari Yusuf Amir dalam pidato sambutannya, di Hotel Bidakara, Jakarta, Jumat (25/04/2025).

Ari menjelaskan, IKA UII adalah alumni dari kampus nasional tertua di Indonesia bernafaskan Islam, yang didirikan oleh para pendiri republik seperti Moh. Hatta, KH Wahid Hasyim, Moh Roem, Moh Natsir, dan K.H. Abdul Kahar Muzakkir, sebelum kemerdekaan (tepatnya pada 8 Juli 1945). 

Para tokoh-tokoh pendiri UII tersebut, kata Ari, bukan hanya membangun UII, tetapi juga meletakkan batu pertama dari sebuah peradaban bangsa. “Karena itu, sebagai alumni, dalam diri kita melekat tanggung jawab sejarah dan amanah besar untuk mewujudkan cita-cita kebangsaan,” terang Advokat Senior itu.

Selain itu, lanjut Ari, dari rahim UII pula, yang saat itu masih bernama Sekolah Tinggi Islam (STI), lahir organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia, yakni Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Organisasi kepemudaan yang didirikan oleh Lafran Pane, seorang mahasiswa STI pada tahun 1947. 

“Ini menjadi bukti bahwa sejak awal, UII telah menjadi ladang subur bagi tumbuhnya gerakan intelektual Islam yang berpikir maju dan berorientasi pada kemaslahatan umat dan bangsa,” ujar Ari.

Menurut Ari, di tengah situasi kebangsaan dan situasi dunia yang didera banyak persoalan, saatnya alumni UII harus hadir dengan gagasan, keteladanan dan peran nyata. Bukan hanya sebagai penonton di pinggir sejarah, tetapi maju ke depan sebagai pemimpin perubahan dan pemantik harapan.

“Sebagaimana UII didirikan tidak untuk mencetak intelektual yang duduk nyaman di atas menara gading, tetapi turun ke medan juang, bergerak dan bertumbuh menjadi lentera ummat,” ujarnya.

Ari berharap alumni UII bisa mengambil peran penting tersebut. Apalagi alumni UII memiliki modal yang tak ternilai, yakni modal intelektual, spiritual, dan moral. Alumni UII juga  dikenal dikenal memiliki karakter berani, bukan semata lantang dalam kata, tapi teguh dalam prinsip. 

“Berani karena terbiasa berdiri di atas nilai, bukan hanyut dalam arus kepentingan. Keberanian itu lahir dari tradisi panjang perjuangan, dari semangat keislaman yang mencerahkan dan kebangsaan yang membebaskan,” ujar Ari. 

Baca Juga: Pakar Sarankan Indonesia Harus Investasi Litbang dan Pendidikan untuk Masa Depan Otomotif Nasional

Karakter tersebut, ungkap Ari, sejatinya tergambar dari para tokoh UII ketika mendapatkan Amanah menduduki jabatan publik, baik di ranah hukum, ekonomi, birokrasi dan sosial. Sebagaimana yang diteladankan oleh Lafran Pane, Artidjo Alkostar, Mahfud MD, Busyro Muqoddas, Suparman Marzuki, Syarifuddin, dan lain-lain. 

“Di manapun mereka berada, selalu membawa semangat untuk mengabdi, memperbaiki, dan memberi makna. Ilmunya dipakai untuk melayani, bukan untuk menguasai; kekuasaan dijadikan amanah, bukan alat untuk membungkam kebenaran,” ucapnya.

Ari menjelaskan, jumlah alumni UII saat ini sudah lebih dari 130.000 orang. Mereka melakoni berbagai macam profesi dan telah berdiaspora ke seluruh penjuru nusantara, bahkan ke beberapa negara di dunia. 

“Jumlah kaum terdidik sebesar itu tentu bukanlah sekedar angka statistik belaka, tetapi sebuah kekuatan kolektif untuk berkontribusi pada bangsa dan negara bila dikelola dalam organisasi alumni yang profesional,” ujar Ari.

Diungkapkan Ari, Kepengurusan IKA UII sudah terbentuk di hampir seluruh penjuru tanah air. Di tingkat provinsi telah terbentuk 34 DPW, di tingkat kabupaten/kota terbentuk 80 DPD, dan di tingkat Prodi terbentuk 17 IKA Prodi. Bahkan di luar negeri IKA UII juga telah terbentuk sejak lama di Australia. 

Baca Juga: Pendidikan Gratis hingga Internet Desa, Gubernur Kalimantan Timur Luncurkan Program Gratispol

“Ke depan kita akan terus upayakan agar IKA UII hadir dan terbentuk di seluruh wilayah Indonesia dan beberapa negara di Luar negeri,” ujar Doktor Ilmu Hukum dari UII ini.

Ari menjelaskan, Pengurus IKA UII, baik di pusat maupun daerah menyelenggarakan berbagai program kegiatan. Di antaranya, forum intelektual dan kegiatan sosial, seperti  bantuan bagi korban bencana alam, bantuan bagi petugas kesehatan dan masyarakat terdampak covid 19 dan program bantuan sosial lainnya. Pengurus IKA UII juga punya program unggulan yaitu beasiswa jenjang, S1, S2 dan S3 bagi alumni.

"Sebagaimana visi yang kita bangun, yaitu 'menjadi pusat pemberdayaan alumni dengan memanifestasikan ilmu amaliah dan amal ilmiah yang berlandaskan nilai-nilai keislaman serta keindonesiaan'. Visi ini akan menjadi kitab pandu bagi semua pengurus IKA UII dalam menjalankan amanat organisasi,” pungkas Ari.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Advertisement

Bagikan Artikel: