Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Lampu Hijau De-eskalasi, China Pertimbangkan Keluhan Trump Demi Muluskan Negosiasi

Lampu Hijau De-eskalasi, China Pertimbangkan Keluhan Trump Demi Muluskan Negosiasi Kredit Foto: Reuters/Aly Song
Warta Ekonomi, Jakarta -

China dilaporkan tengah mempertimbangkan untuk meringankan ketegangan dagang dengan merespons tuntutan soal fentanyl dari Amerika Serikat (AS). Hal ini menjadi kabar terbaru jalan de-eskalasi perang dagang Beijing-Washington.

Dilansir dari Reuters, Senin (5/5), Menteri Keamanan Publik China, Wang Xiaohong, dilaporkan telah menanyakan sejumlah hal terkait apa saja yang diminta dalam tuntutan terkait dengan fentanyl dari Presiden Amerika Serikat, Donald Trump.

Trump diketahui telah lama menyoroti isu fentanyl dari China. Ia menuduh bahwa produsen dan eksportir bahan kimia dari negara tersebut menyediakan sebagian besar prekursor sintetis yang digunakan oleh kartel narkoba dalam memproduksi opioid sintetis seperti fentanyl di AS.

Namun, China menegaskan bahwa mereka memiliki undang-undang narkotika yang ketat dan rekam jejak penindakan yang kuat, sembari menyebut bahwa rivalnya tersebut harus menangani masalah kecanduan narkoba secara tegas dalam negerinya sendiri.

Adapun China dikabarkan mempertimbangkan untuk mengirim langsung pejabatnya untuk mendapatkan kejelasan terkait apa yang diinginkan oleh Trump. Namun, langkah ini masih bersifat tentatif, karena pihaknya ingin melihat terlebih dahulu tanda-tanda pelunakan sikap agresif dagang dari AS.

Gedung Putih dan Pemerintah China sendiri belum memberikan komentar atas laporan ini. Namun hal ini terjadi usai adanya sinyal de-eskalasi perang dagang dari Beijing.

Baca Juga: Di Tengah Ancaman Tarif Trump, Bezos Lepas Saham Amazon Rp78 T!

Baca Juga: Worcas Menang Lawan BYD Dalam Sengketa Merek Denza

Sebelumnya, Kementerian Perdagangan China mengatakan bahwa pihaknya sedang mengevaluasi tawaran untuk mengadakan pembicaraan soal tarif dari AS. Namun pihaknya ingin diskusi tidak menjadi ajang pemaksaan dan tekanan terhadap Beijing.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Aldi Ginastiar

Advertisement

Bagikan Artikel: