Mustika Ratu, Dibangun dengan Modal Rp25 Ribu oleh Mooryati Soedibyo Sang 'Pencetus Puteri Indonesia'

Brand kecantikan Mustika Ratu tentunya tidak asing di telinga. Brand yang memiliki misi untuk Memberikan produk dan layanan berkualitas tinggi ini secara konsisten menghadirkan sentuhan khas Indonesia melalui berbagai produknya. 

Mustika Ratu didirikan oleh Mooryati Soedibyo yang juga dikenal sebagai pendiri dari Yayasan Puteri Indonesia dan pencetus kontes kecantikan Puteri Indonesia yang digelar setiap tahun sejak 1992.

Bukan orang sembarangan, Mooryati merupakan cucu dari Raja Keraton Surakarta, Pakubuwono X yang lahir pada 5 Januari 1928. Ia merupakan putri dari pasangan K.R.M.T.A Poernomo Hadiningrat dan G.R.A Kussalbiyah.

Karena sejak kecil ia tinggal di wilayah Keraton Surakarta, Mooryati belajar berbagai ilmu yang berkaitan dengan kebudayaan Jawa. Mulai dari tata krama, seni tari klasik, karawitan, membatik, ngadi saliro ngadi busono, mengenal tumbuh-tumbuhan berkhasiat, meramu jamu, hingga mengenal kosmetika tradisional ia belajar dengan tekun sesuai dengan peraturan keluarganya saat itu.

Dari banyaknya hal yang harus ia pelajari, meramu jamu merupakan pelajaran favorit Mooryati. Ia juga tumbuh dengan hobi Mooryati rutin mengkonsumsi jamu. Dari sinilah kemudian ide untuk membangun bisnis jamu Mooryati muncul.

Pada awal perintisannya Mooryati hanya menjual jamu untuk menolong teman, tetangga atau seorang kenalan yang membutuhkan. Jamu tersebut akan diantarkan langsung oleh Mooryati ke rumah mereka yang membutuhkan. Untuk mempermudah usahanya ini, Mooryati bahkan rela untuk belajar mengendarai mereka motor.

Baca Juga: Cerita Wang Ning Pendiri Pop Mart, Sukses Lewat Labubu hingga jadi Miliarder Termuda di China

Mooryati sendiri resmi merintis bisnis jamunya pada pertengahan 1973. Pada saat itu, ia juga memikirkan masa depan pendidikan anak-anaknya yang sedang menempuh pendidikan ITB. Ditambah lagi, suaminya Soedibyo Purbo Hadiningrat akan segera pensiun sebagai PNS

Meskipun dari keluarga keraton, tidak membuat Mooryati mudah untuk memulai bisnisnya. Ia bahkan kerap kali dianggap rendah karena banyak orang yang merasa tidak sepatutnya seorang wanita dari keraton harus berjualan. 

Namun Mooryati sama sekali tak menghiraukannya, bermodalkan Rp 25.000 ia merintis usaha jamunya di garasi rumah dengan dibantu dua orang asisten.  Dengan modal tersebut, ia dapat memproduksi seratus botol jamu beras kencur yang akan dijual seharga Rp 1.000 tiap botolnya.

Seiring berjalannya waktu, usaha Mooryati ini mulai berkembang dan memperoleh banyak pesanan. Tak lupa ia terus berinovasi dengan terus meningkatkan kualitas racikan jamunya. 

Selain berbisnis jamu, ia kemudian berekspansi ke bidang kecantikan dengan mendirikan Mustika Ratu. Nama Mustika Ratu sendiri terinspirasi dari sebuah filosofi Jawa yang bunyinya "Trahing kusumo rembesing madu, Turuning Sinatrio, Tedake wong amorotopo, Mustika ning Ratu, dan Mangayu Hayuning bawono” yang berarti keturunan ksatria yang tersaring ketat, yang berperilaku penuh prihatin dan kesadaran, terlahirlah peninggalan berharga raja. 

Baca Juga: Cerita Sukses Star Yuan Membangun Tomoro Coffee dalam Waktu Singkat

Pada 1992, Nama Mooryati mulai menjadi sorotan ketika ia mencetuskan kontes kecantikan Puteri Indonesia. Inspirasi ini ia dapatkan setelah menyaksikan gelaran Miss Universe di Bangkok, Thailand pada tahun yang sama. Untuk merealisasikan ajang tersebut, ia mendirikan Yayasan Puteri Indonesia. 

Menjadi salah satu wanita kebanggaan negeri. Pada 2003 silam, Mooryati mewakili Indonesia di ajang World Entrepreneur of the Year versi Ernst & Young. Ia merupakan wanita satu-satunya dari 26 finalis yang berasal dari berbagai negara. Prestasinya tak berhenti disitu. Pada 2007, Nama Mooryati masuk urutan nomor 7 dalam daftar 99 wanita paling berpengaruh di Indonesia versi majalah Globe Asia.

Kini, Mustika Ratu sendiri telah mempunyai berbagai jenis produk mulai dari skincare, bodycare, haircare hingga berbagai macam make up. Produk produk ini pun telah tersebar ke 43 negara kawasan Asia, Eropa dan Timur Tengah.