Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Harga Emas Meledak, PSAB Ingatkan Industri Jangan Lengah

Harga Emas Meledak, PSAB Ingatkan Industri Jangan Lengah Kredit Foto: J Resources
Warta Ekonomi, Jakarta -

Lonjakan harga emas global yang menembus kisaran USD 3.200 per troy ounce menjadi berkah sekaligus ujian bagi industri pertambangan. Di tengah ketegangan geopolitik dunia dan krisis pasokan, emas kembali menegaskan fungsinya sebagai instrumen lindung nilai favorit.

Direktur Utama PT J Resources Asia Pasifik Tbk (PSAB), Edi Permadi, menilai konflik global seperti perang Rusia–Ukraina, Israel–Hamas, hingga memanasnya hubungan India–Pakistan menjadi pemicu utama penguatan harga emas. Ia menjelaskan bahwa situasi tersebut mendorong permintaan emas sebagai aset aman (safe haven), memperketat pasokan, dan memacu harga ke rekor tertinggi dalam sejarah.

“Model GRAM dari World Gold Council mencatat risiko geopolitik menyumbang lebih dari 5% terhadap penguatan harga emas tahun ini. Ini menunjukkan betapa eratnya hubungan antara ketidakpastian global dan daya tarik emas,” ujar Edi dalam pernyataan di Jakarta, Jumat (16/5/2025).

Baca Juga: Investasi Modern ala Gen Z, Pegadaian Tawarkan Cicil Emas Bonus Asuransi Jiwa

Mengutip proyeksi JP Morgan, Edi menyebut harga emas bahkan berpotensi menembus USD 4.000 per troy ounce pada 2026. Proyeksi ini diperkuat oleh kebijakan pemerintah Amerika Serikat yang menetapkan emas sebagai Aset Tier I di sektor perbankan, kebijakan yang diyakini akan meningkatkan permintaan dari kalangan institusi.

Namun, di tengah optimisme pasar, Edi mengingatkan agar pelaku industri tidak terlena. Menurutnya, harga tinggi seharusnya menjadi momentum untuk memperkuat fondasi jangka panjang, terutama melalui kegiatan eksplorasi dan penerapan prinsip environmental, social, and governance (ESG).

“Kita tidak akan bisa bicara pertambangan tanpa eksplorasi. Eksplorasi adalah nadi umur tambang. Jangan hanya fokus produksi saat harga tinggi,” tegasnya.

Baca Juga: Perpanjang Tambang Emas Hingga 2030, AMMAN Resmi Garap Batu Hijau Fase 8

Edi juga menekankan pentingnya tanggung jawab sosial dan perlindungan lingkungan yang lebih besar di tengah boom harga emas.

“Harga tinggi jangan sampai mengurangi perhatian terhadap masyarakat sekitar dan ekosistem. ESG kini bukan hanya tuntutan moral, tapi kebutuhan strategis,” jelasnya.

Edi melihat bahwa Indonesia memiliki potensi besar dalam tren penguatan harga emas ini. Kebijakan pemerintah yang mendorong pembentukan Bullion Bank, serta peningkatan produksi dari PT Freeport Indonesia dan PT Amman Mineral Internasional, diyakini memperkuat posisi Indonesia sebagai salah satu pemain kunci di pasar emas global.

PSAB sendiri mencatat peningkatan produksi emas dari 94.000 ons pada 2023 menjadi 101.000 ons pada 2024. Saat ini, perusahaan mengelola dua tambang aktif di Bolaang Mongondow, Sulawesi Utara, dan Penjom, Malaysia. Selain itu, satu tambang baru di Doup tengah memasuki tahap konstruksi.

 

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Uswah Hasanah
Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: