Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Cerita Keluarga Hartono Kweefanus Membangun Kerajaan Bisnis Khong Guan, dari Singapura, Surabaya, hingga Filipina

Cerita Keluarga Hartono Kweefanus Membangun Kerajaan Bisnis Khong Guan, dari Singapura, Surabaya, hingga Filipina Kredit Foto: Istimewa
Warta Ekonomi, Jakarta -

Kaleng biskuit merah bertuliskan Khong Guan adalah pemandangan yang tak pernah absen di meja ruang tamu saat Lebaran. Meski isinya sudah lama habis, kalengnya tetap diisi kembali dengan aneka camilan. Hal ini menjadikannya simbol nostalgia dan tradisi khas Indonesia. 

Lebih dari itu, siapa sangka di balik ikon sederhana ini, ada kisah sukses keluarga diaspora Tionghoa-Indonesia yang membangun kerajaan bisnis makanan lintas negara. Mereka adalah keluarga Kweefanus.

Cerita ini bermula pada tahun 1950-an ketika Kwee Boen Twie, yang kemudian dikenal sebagai Hidayat Darmono, membawa merek Khong Guan dari Singapura ke Indonesia bersama rekan-rekannya lewat perusahaan NV Giok San Kongsie. Kala itu, biskuit masih diimpor, namun minat masyarakat yang besar mendorong langkah lebih serius.

Anaknya, Hartono Kweefanus, mulai terlibat dalam bisnis keluarga sejak 1969. Pada tahun 1971, mereka mendirikan pabrik Khong Guan pertama di Surabaya. Setahun kemudian, perusahaan ini resmi menjadi PT Khong Guan Biscuit Factory Indonesia dan terus berkembang dengan pabrik-pabrik tambahan di Ciracas (Jakarta Timur) dan Cibinong (Bogor). 

Tak berhenti di Indonesia, keluarga ini melebarkan sayap ke Filipina. Pada 1979, Hidayat Darmono mendirikan Monde Nissin Corporation. Hal ini jadi angkah awal yang kemudian diambil alih dan dikembangkan oleh Hartono Kweefanus.

Di bawah kendali Hartono, Monde Nissin meluncurkan mi instan Lucky Me! pada 1989. Produk ini meledak di pasaran dan kini mendominasi pasar mi instan Filipina dengan pangsa lebih dari 68%. Selain Lucky Me!, Monde Nissin juga memproduksi biskuit terkenal seperti SkyFlakes dan Fita.

Tak hanya fokus pada makanan konvensional, Hartono juga mengarahkan ekspansi ke makanan sehat global. Pada 2015, Monde Nissin mengakuisisi Quorn, perusahaan makanan berbasis mikoprotein asal Inggris.

Tahun 2021 menjadi tonggak penting. Monde Nissin mencatat sejarah dengan IPO terbesar di Bursa Saham Filipina, meraup dana USD 1,1 miliar atau setara hampir Rp 16 triliun. Forbes mencatat kekayaan keluarga Hartono Kweefanus mencapai USD 1,95 miliar pada tahun yang sama.

Hartono kini menjabat sebagai Chairman Emeritus di Monde Nissin. Adiknya, Hoediono Kweefanus, menjadi Wakil Ketua dan Direktur di berbagai entitas grup, termasuk di Indonesia, Singapura, Thailand, dan Selandia Baru. Sementara istri Hoediono, Betty Ang, yang berkebangsaan Filipina, menjabat sebagai Presiden Monde Nissin dan juga termasuk dalam daftar orang terkaya di Filipina.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Amry Nur Hidayat

Tag Terkait:

Advertisement

Bagikan Artikel: