CDI Group Operasikan Armada Pengangkut Gas Ethylene, Perkuat Rantai Pasok Petrokimia

PT Chandra Daya Investasi (CDI Group), entitas investasi infrastruktur milik Chandra Asri Group, resmi mengoperasikan dua kapal pengangkut gas Ethylene melalui anak usahanya, PT Chandra Shipping International (CSI). Langkah ini memperkuat kapabilitas logistik maritim dan integrasi rantai pasok grup di sektor petrokimia.

Kedua kapal ini akan melayani jalur distribusi antara fasilitas produksi Chandra Asri Group di Cilegon dan Aster Chemical & Energy Pte. Ltd. di Singapura. Operasional armada dinilai strategis untuk menjamin kelancaran pasokan bahan baku utama petrokimia lintas negara, sekaligus meningkatkan efisiensi logistik.

Baca Juga: CDI Group Siap Melantai di Bursa, Tawarkan IPO Hingga Rp2,37 Triliun untuk Perkuat Infrastruktur Logistik dan Energi

“Dengan kemampuan mengirimkan bahan baku secara tepat waktu kepada pelanggan, CSI tidak hanya menunjang operasional Chandra Asri Group, tetapi juga memainkan peran strategis dalam ekosistem industri petrokimia regional,” ujar Fransiskus Ruly Aryawan, Presiden Direktur CDI Group, Selasa (24/6/2025).

Selain memenuhi kebutuhan internal, CSI juga membuka layanan pengangkutan untuk pihak eksternal. Perusahaan telah mengantongi izin operasional di perairan domestik dan internasional (oceangoing), sehingga mampu menjangkau pasar regional dengan fleksibilitas tinggi.

CDI Group menyebut, kemampuan armada dalam memperkuat kendali logistik mampu menekan biaya operasional sekaligus memastikan ketersediaan bahan baku secara berkelanjutan.

Baca Juga: OJK Pastikan CDI Milik Prajogo Pangestu Bakal Masuk Bursa Lewat IPO

Hingga Juni 2025, CSI telah mengoperasikan delapan kapal khusus pengangkut bahan kimia dan gas. Perusahaan juga tengah menyiapkan ekspansi ke sektor manajemen perkapalan, termasuk layanan pemeliharaan dan jasa pendukung lainnya bagi pemilik kapal.

Langkah ini merupakan bagian dari strategi CSI untuk menghadirkan solusi logistik maritim yang terintegrasi dan berkelanjutan, seiring dengan pertumbuhan kebutuhan distribusi industri petrokimia di Asia Tenggara.