Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Global Connections
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Produksi Baja RI Naik 98%, Target Masuk 10 Besar Dunia

Produksi Baja RI Naik 98%, Target Masuk 10 Besar Dunia Kredit Foto: KRAS
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menteri Perindustrian (Menperin) Agus Gumiwang Kartasasmita, mengatakan industri manufaktur kembali mencatatkan peran dominan dalam perekonomian nasional. Sepanjang 2024, sektor ini menyumbang nilai ekspor sebesar USD196,5 miliar atau 74,25 persen dari total ekspor nasional.

Angka ini tumbuh 5,11 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang mencapai USD186,9 miliar. Pada triwulan I tahun 2025, ekspor sektor manufaktur mencapai USD52,9 miliar atau 79,4 persen dari total ekspor nasional, menghasilkan surplus perdagangan sebesar USD10,4 miliar.

Agys mengatakan, berdasarkan data Trading Economics dan laporan resmi Menteri Keuangan yang dirilis Reuters, Indonesia mencatatkan surplus perdagangan sebesar USD4,9 miliar pada Mei 2025.

Baca Juga: Menperin: AS Bergantung ke Produk Baja Indonesia

Sedangkan, berdasarkan pemeringkatan World Visualized, Indonesia menduduki posisi ketiga dunia sebagai negara dengan surplus dagang terbesar, setelah Tiongkok (USD103,22 miliar) dan Jerman (USD17,8 miliar), melampaui Rusia (USD4,5 miliar) dan Malaysia (USD3,5 miliar).

“Angka positif pencapaian kinerja sektor manufaktur nasional, yang diperkuat dan bersumber dari berbagai lembaga internasional itu, mencerminkan struktur industri manufaktur Indonesia yang kuat dari hulu ke hilir. Artinya, Indonesia tidak pernah terjadi dalam fase deindustrialisasi. Hal ini sekaligus menepis dan mematahkan analisa dari siapapun yang mengatakan bahwa telah terjadi deindustrialisasi di Indonesia,” ujar Agus dalam keterangan tertulis yang diterima, Minggu (20/7/2025).

Agus mengatakan, sektor industri logam dasar disebut Agus sebagai tulang punggung pembangunan industri nasional. Pada triwulan I tahun 2025, sektor ini mencatatkan pertumbuhan tertinggi di antara subsektor industri manufaktur lain, yakni 14,47 persen (year-on-year) dan menyumbang 1,10 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) nasional.

Baca Juga: Menperin Yakin Potensi Industri Batik Masih Bisa Ditingkatkan Lebih Jauh

“Pencapaian ini mencerminkan ekspansi produksi yang kuat, didukung oleh meningkatnya permintaan global, khususnya dari sektor besi dan baja, serta keberhasilan implementasi program hilirisasi nasional yang secara konsisten meningkatkan nilai tambah komoditas dalam negeri,” ujarnya.

Agus menegaskan industri baja nasional memiliki peran strategis dalam mendorong pembangunan infrastruktur, teknologi, serta mendukung industri otomotif, galangan kapal, permesinan, dan energi.

Mengacu pada data World Steel Association, Indonesia menempati peringkat ke-14 produsen crude steel global pada 2024, dengan total produksi mencapai 17 juta ton atau naik hampir dua kali lipat dari capaian tahun 2019 sebesar 8,5 juta ton.

Baca Juga: Kemenperin Berikan Strategi Penguatan Branding kepada Wirausaha Industri Baru

“Kami menargetkan dalam tiga atau empat tahun ke depan, kita bisa menempati posisi ke-11 atau ke-10,” ucapnya.

Saat ini, kapasitas produksi terpasang crude steel nasional berada di angka 21 juta ton dan ditargetkan meningkat menjadi 27 juta ton pada 2029.

Untuk itu, pemerintsh terus mendorong penguatan industri baja melalui berbagai kebijakan strategis seperti penerapan trade remedies, pemberlakuan Standar Nasional Indonesia (SNI) wajib, pemberian Harga Gas Bumi Tertentu (HGBT), prioritas penggunaan produk dalam negeri, fasilitas fiskal, dan penerapan prinsip industri hijau.

“Kebijakan-kebijakan ini tentunya bertujuan untuk memastikan adanya peningkatan kapasitas dan utilisasi produksi baja nasional secara berkesinambungan, serta memastikan produk baja dalam negeri mampu bersaing di pasar domestik maupun pasar ekspor,” tutupnya.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo

Advertisement

Bagikan Artikel: