Pendapatan Investasi Tugu Insurance Melonjak 25,6% di Semester I 2025, ini Rahasianya
Kredit Foto: Tugu Insurance
PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia Tbk (Tugu Insurance) mencatat kinerja positif dari sisi pendapatan investasi sepanjang enam bulan pertama 2025. Peningkatan ini didorong oleh strategi meramu ulang komposisi portofolio dan pemilihan instrumen berimbal hasil stabil.
Emiten asuransi yang merupakan anak usaha PT Pertamina (Persero) ini berhasil mengantongi pendapatan investasi sebesar Rp314,15 miliar per 30 Juni 2025. Angka ini meningkat sekitar 25,6% dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya yang tercatat Rp250,06 miliar.
Kinerja investasi tersebut memberikan kontribusi signifikan terhadap kinerja keuangan konsolidasian Tugu Insurance, terutama ketika hasil underwriting mengalami kontraksi. Adapun pendapatan premi neto menurun menjadi Rp1,54 triliun dari sebelumnya Rp2,03 triliun, dan total pendapatan underwriting tercatat Rp1,35 triliun, turun dari Rp1,67 triliun.
Baca Juga: Sah! Adi Pramana Resmi Jadi Dirut Tugu Insurance
Meski demikian, laba sebelum pajak masih terjaga di angka Rp364,84 miliar, dengan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp294,63 miliar. Kinerja ini tetap mencerminkan ketahanan model bisnis Tugu di tengah kondisi pasar yang fluktuatif.
Laporan keuangan yang dipublikasi di situs Tugu Insurance ini menggunakan PSAK 104 Kontrak Asuransi (d/h PSAK 62 Kontrak Asuransi). Emiten ini akan kembali mempublikasikan laporan keuangan semester I-2025 dengan PSAK 117 Kontrak Asuransi pada Agustus 2025 mendatang. Hal ini memungkinkan terjadinya perbedaan angka pada laporan keuangan PSAK 104 dan 117 yang dipublikasikan.
Adapun portofolio investasi Tugu Insurance per Juni 2025 mencapai Rp11,44 triliun, naik dari Rp11,22 triliun di akhir 2024. Komposisi investasi tersebar di berbagai instrumen, dengan efek-efek mendominasi senilai Rp7,57 triliun atau sekitar 66% dari total portofolio. Deposito berjangka menempati posisi kedua dengan porsi Rp2,47 triliun (22%). Sisanya tersebar pada properti investasi, penyertaan langsung, hingga investasi pada entitas asosiasi.
Di tengah dinamika pasar saham dan suku bunga, penempatan pada instrumen pendapatan tetap tetap menjadi andalan. Tugu juga mempertahankan alokasi selektif pada properti investasi sebesar Rp1,18 triliun dan penyertaan lain yang bersifat jangka panjang.
Analis Phillip Sekuritas, Edo Ardiansyah, menilai kenaikan pendapatan investasi Tugu mencerminkan manajemen portofolio yang disiplin. “Tugu mampu menjaga kestabilan hasil investasinya seiring tren yield obligasi pemerintah yang relatif stabil. Ini menjadi penopang penting ketika pendapatan premi sedang menyesuaikan,” ujar Edo yang dikutip di Jakarta, Kamis (31/7/2025).
Baca Juga: Fund Manager Asing Getol Borong Saham TUGU, ini Alasannya
Menurutnya, strategi investasi yang solid menjadi fondasi bagi perusahaan asuransi untuk tetap membukukan laba di tengah tantangan industri. “Kombinasi beban klaim dan kompetisi tarif membuat hasil investasi makin strategis. Dalam hal ini, Tugu menunjukkan efisiensi yang baik dan posisi aset investasi yang kuat,” tambahnya.
Hingga akhir Juni 2025, total aset konsolidasian Tugu Insurance tercatat Rp32,46 triliun, melonjak 23% dari posisi akhir 2024 sebesar Rp26,35 triliun. Sementara itu, total ekuitas meningkat menjadi Rp10,70 triliun, mengindikasikan struktur permodalan yang sehat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Fajar Sulaiman
Editor: Fajar Sulaiman
Tag Terkait:
Advertisement