Indobursa Exchange Catat 10.725 Ton CPO di Pekan Pertama Perdagangan

Indobursa Exchange (IX) resmi meluncurkan perdagangan Crude Palm Oil (CPO) pada 25 Juli 2025 dan mencatat volume transaksi sebanyak 10.725 ton dalam satu minggu pertama. Capaian ini menjadi tonggak awal bagi upaya Indonesia menjadikan diri sebagai pusat acuan harga komoditas global, khususnya untuk CPO.

Direktur Utama IX, Agung Rihayanto, menyampaikan bahwa keberhasilan awal ini didorong oleh likuiditas yang terjaga melalui peran aktif market maker profesional. “Kehadiran Indobursa Exchange merupakan langkah strategis untuk mewujudkan cita-cita Indonesia sebagai penentu harga komoditas global,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Kamis (1/8/2025).

Baca Juga: Harga CPO Naik, Emiten TP Rachmat (DSNG) Cetak Lonjakan Laba 80% di Semester I 2025

Untuk memastikan kelancaran transaksi, IX melibatkan market maker yang tidak hanya menyediakan likuiditas, tetapi juga memiliki jaringan internasional dan kapabilitas lindung nilai di bursa global. Strategi ini dirancang untuk menjamin kedalaman pasar serta memberikan kepercayaan kepada para pelaku industri.

IX juga menghadapi tantangan dalam meyakinkan pelaku usaha CPO untuk bertransaksi di dalam negeri. Sebagai respons, perusahaan mengajak para pemilik dan pengguna CPO untuk memperdagangkan komoditasnya di bursa domestik. Langkah tersebut ditopang oleh jaminan likuiditas yang memungkinkan transaksi jual beli berlangsung efisien.

Baca Juga: El Nino Habisi Panen DSNG, Produksi CPO Melorot

Guna meningkatkan partisipasi investor, IX berencana menggelar program edukasi secara masif untuk memperkenalkan instrumen investasi komoditas berjangka. Harapannya, peningkatan pemahaman publik akan berdampak positif terhadap likuiditas pasar.

Sebagai bagian dari upaya penguatan pasar, IX juga menyelenggarakan Focus Group Discussion (FGD) bertema “Perkembangan Bursa CPO di Indonesia Melalui Indobursa Exchange” pada 30 Juli 2025. Forum ini menghadirkan pelaku industri dan pemangku kepentingan guna menyelaraskan strategi dalam membangun pasar CPO domestik yang lebih likuid dan efisien.