Kesehatan Anak Terancam Polusi, Masyarakat Didorong Terlibat dalam Kebijakan
Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Di tengah meningkatnya kasus penyakit pernapasan akibat polusi udara, peran masyarakat sipil kian krusial dalam mendorong kebijakan yang berpihak pada kesehatan publik. Menjawab tantangan tersebut, organisasi Bicara Udara kembali menggelar program tahunan Biru Voices Academy 2025.
Program ini merupakan bagian dari inisiatif Biru Voices Ambassadors 2025, yang tahun ini memasuki tahun keempat penyelenggaraan. Biru Voices Academy dirancang sebagai platform pelatihan strategis bagi para pegiat udara bersih dari kalangan orang tua, content creator, dan profesional urban. Tujuannya, memperkuat kemampuan mereka dalam menyuarakan dampak polusi dan mendorong solusi berbasis kebijakan.
Co-Founder Bicara Udara, Ratna Kartadjoemena, menegaskan bahwa suara orang tua memiliki kekuatan besar dalam memengaruhi arah kebijakan publik.
Baca Juga: Miris! Polusi Jakarta Makin Parah, 6 Juta Warga Terkena ISPA
“Kami percaya bahwa suara orang tua memiliki kekuatan besar dalam mendorong kebijakan yang berorientasi pada masa depan yang sehat dan berkelanjutan. Mereka tidak hanya bicara dari data, tapi dari pengalaman hidup," ujar Ratna dalam keteranan tertulis yang diterima, Senin (4/8/2025).
Ratna mengatakan, dengan menjadikan suara orang tua sebagai pusat narasi, Bicara Udara ingin menempatkan isu polusi udara sebagai agenda prioritas publik, bukan hanya dalam percakapan daring, tetapi juga dalam pembuatan kebijakan.
"Sehingga kami berusaha memfasilitasi partisipasi publik dan menghubungkan partisipan dengan pengambil kebijakan melalui Biru Voices,” ujarnya.
Baca Juga: Bangun Ekosistem Perairan Lebih Sehat, KKP Fokus Mitigasi Polusi Mikroplastik
Ratna menjelaskan, para peserta akan mengikuti rangkaian edukasi publik melalui berbagai platform, mulai dari media sosial, aktivasi komunitas, hingga menjadi juru bicara Bicara Udara di forum lokal maupun nasional. Mereka juga dibekali keterampilan komunikasi strategis dan advokasi berbasis komunitas.
Sebanyak 17 peserta terpilih berasal dari beragam sektor, seperti kesehatan, pendidikan, teknologi, seni, media, dan lingkungan. Meski berbeda latar belakang, mereka dipersatukan oleh satu tujuan: memperjuangkan udara bersih demi kesehatan anak dan masa depan lingkungan.
Salah satu peserta, Samy Shihab, menceritakan bahwa dirinya melihat langsung dampak buruk polusi udara terhadap kesehatan anak saya yang sering terkena ISPA.
Baca Juga: LRT Jabodebek Tekan Emisi, Berpotensi Membuat Udara Jakarta Menjadi Lebih Bersih
"Meski sudah pakai air purifier, tetap saja tidak cukup. Lewat Biru Voices, saya belajar bahwa perubahan harus diperjuangkan agar anak-anak kita tidak tumbuh dalam kondisi udara yang membahayakan,” ungkap Samy.
Bicara Udara menegaskan bahwa Biru Voices Academy 2025 tidak hanya bertujuan meningkatkan kesadaran, tetapi juga membangun kapasitas masyarakat dalam menyampaikan narasi pribadi sebagai alat kampanye yang efektif. Melalui pendekatan kolaboratif, diharapkan para peserta mampu menjadi penggerak perubahan di tingkat lokal dan nasional.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement