Menu
News
EkBis
New Economy
Kabar Finansial
Sport & Lifestyle
Kabar Sawit
Video
Indeks
About Us
Social Media

Warga Jakarta Desak Cagub Prioritaskan Solusi Polusi Udara

Warga Jakarta Desak Cagub Prioritaskan Solusi Polusi Udara Suasana tugu Monas yang tertutup oleh kabut polusi di Jakarta, Selasa (25/7/2023). Berdasarkan data IQAir pukul 16.29 WIB, Jakarta tercatat menjadi kota dengan kualitas udara dan polusi terburuk di dunia dengan nilai indeks 168 atau masuk kategori tidak sehat. | Kredit Foto: Antara/Akbar Nugroho Gumay
Warta Ekonomi, Jakarta -

Menjelang debat terakhir Pilkada Jakarta 2024 dengan tema Lingkungan Perkotaan dan Perubahan Iklim, organisasi Bicara Udara mendesak para calon gubernur (cagub) Jakarta untuk memberikan perhatian serius terhadap permasalahan polusi udara yang kian memburuk di ibu kota. Dalam diskusi publik Biru Talks bertajuk Menantang Cagub Jakarta Selesaikan Polusi Udara, isu ini menjadi sorotan utama, dihadiri perwakilan ketiga pasangan cagub dan cawagub Jakarta: Ridwan Kamil, Kun Wardana, dan Pramono Anung.

Ketua Forum Masyarakat Rusunawa Marunda (FMRM), Didi Suwandi, menekankan perlunya keberanian dan ketegasan pemerintah daerah dalam mengawasi serta menegakkan hukum kepada pelaku pencemaran. “Polusi di Kawasan Marunda, Jakarta Utara, akibat debu dari stockpile batubara, butuh perhatian serius dan tindakan konkret dari pemimpin Jakarta,” ujarnya, Minggu (17/11/2024).

Baca Juga: 100 Hari Pemerintahan Prabowo-Gibran, Polusi Udara Akhirnya Jadi Sorotan

Calon gubernur nomor urut 3, Pramono Anung, memaparkan program “6P” untuk mengatasi polusi udara, meliputi pengendalian emisi kendaraan, pencemaran industri, pembangunan berbasis transit (TOD), pemanfaatan energi terbarukan, peningkatan ruang terbuka hijau, dan penyediaan alat ukur polusi udara di titik-titik strategis. “Jakarta harus belajar dari kota-kota besar seperti Beijing dan Shanghai, yang fokus pada pengurangan emisi dari PLTU batubara,” kata Pramono.

Ridwan Kamil menawarkan 12 strategi, termasuk pengurangan mobilitas warga melalui kawasan terpadu, perluasan transportasi publik, penggunaan kendaraan listrik, serta penanaman pohon dan pengembangan ruang terbuka hijau. “Masalah lingkungan di Jakarta berakar pada ketidakadilan tata ruang. Ini yang harus dibenahi,” jelasnya.

Baca Juga: BBM RI Terkotor di Asia Tenggara, Picu Polusi Udara dan Kesehatan Masyarakat

Sementara itu, Kun Wardana menyoroti pentingnya transparansi dan integrasi data untuk pengawasan polusi udara. Ia mengusulkan penggunaan teknologi canggih, seperti stasiun pemantau kualitas udara, remote sensing, dan Internet of Things (IoT) dalam konsep smart city.

Bicara Udara menyatakan, keberlanjutan Jakarta sebagai kota layak huni sangat bergantung pada keberanian pemimpinnya dalam mengimplementasikan solusi nyata untuk masalah polusi udara. Debat terakhir nanti diharapkan dapat menjadi momen penegasan komitmen para calon dalam menjawab tantangan lingkungan di Jakarta.

Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.

Editor: Annisa Nurfitri

Advertisement

Bagikan Artikel: