INALUM Panaskan Mesin, Produksi Aluminium di Jalur Rekor Tertinggi

PT Indonesia Asahan Aluminium (INALUM), anggota Holding Industri Pertambangan MIND ID, membuka 2025 dengan torehan manis. Hingga semester I, produsen aluminium nasional ini sudah memproduksi 101 persen dari target tahunan, menempatkan perusahaan di jalur untuk menorehkan rekor produksi tertinggi sepanjang sejarahnya.

Direktur Operasional INALUM, Ivan Ermisyam, mengatakan pada tahun 2025 perusahaan awalnya menargetkan produksi 274.150 ton aluminium, sedikit di bawah capaian 2024 yang mencapai 274.230 ton, tertinggi selama perusahaan berdiri. Namun, manajemen kemudian menantang untuk meningkatkan target menjadi 277.011 ton.

“Alhamdulillah untuk kinerja tahun ini sampai dengan semester satu itu kita sudah mencapai 101 persen. Jadi sudah di atas target sebenarnya,” ujarnya kepada Warta Ekonomi, Kamis (7/8/2025).

Baca Juga: Bertumpu pada EBT, INALUM Hadirkan Aluminium Ramah Lingkungan

Ivan menjelaskan, produksi aluminium INALUM dilakukan di kompleks pabrik Kuala Tanjung yang memiliki tiga fasilitas utama.

“Di sana ada tiga pabrik besar. Satu, pabrik karbon itu memproduksi anoda. Yang kedua, pabrik reduksi itu memproses alumina menjadi aluminium karena prosesnya adalah elektrolisa. Kemudian satu lagi pabrik besar itu pabrik casting, penuangan. Ini adalah pabrik yang mencetak molten aluminium cair menjadi produk. Produk kita ada tiga, yaitu ingot, billet, dan alloy,” paparnya.

Menurutnya, peningkatan produksi tahun ini mencerminkan efektivitas strategi operasional dan optimasi proses di ketiga fasilitas tersebut. Pencapaian ini menjadi sinyal positif bahwa perusahaan mampu menjaga performa sekaligus menjawab tantangan pasar aluminium yang semakin kompetitif.

Baca Juga: Dari PLTA hingga Daur Ulang, Begini Strategi INALUM Tekan Emisi Produksi Aluminium

Dengan proyeksi tambahan sekitar 3.000 ton di atas target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP), INALUM berharap dapat kembali menorehkan rekor baru pada 2025.

"Jadi ya dengan upaya-upaya yang optimal seperti itu, jadi ini sudah hal yang positif. On the track kami optimis di tahun ini kami bisa mencapai 277.011. Artinya di atas berkisar kira-kira 3.000 ton di atas target yang sudah dicanangkan di RKAP kita," tutupnya.