Kredit Foto: Suara.com
Juara pertama diraih Maryanto Banobe (Universitas Kristen Satya Wacana) dengan inovasi Briket Substitusi Cangkang Teritip. Juara kedua adalah Putri A. Ifada (Universitas Airlangga) dengan Seeshark, platform identifikasi spesies hiu melalui potongan tubuh atau sampel kulit. Juara ketiga, M. Shidqy Yudistira (Universitas Padjadjaran), dengan gagasan Garam Laut Bersih untuk Indonesia Mandiri (Garamin).
“Karya-karya ini membuktikan generasi muda Indonesia memiliki potensi luar biasa untuk membangun ekosistem laut yang berkelanjutan. Masa depan kelautan dan perikanan Indonesia ada di tangan anak-anak muda seperti kalian,” pesan Menteri Trenggono.
Ia juga berpesan kepada para peserta untuk terus belajar, berani berinovasi, dan tidak takut mencoba hal baru. “Jangan takut, karena masa depan laut Indonesia ada di tangan kalian,” tambahnya.
Hal senada disampaikan Co-Chair BOSF sekaligus Presiden Sampoerna University, Marshall Schott, menegaskan pentingnya kolaborasi lintas sektor dalam membangun ekosistem laut yang berkelanjutan di Indonesia.
“Kami mempertemukan pemerintah, sektor non-profit, swasta, dan akademisi untuk berdialog mengenai isu-isu krusial kelautan. Ide-ide yang muncul di BOSF sangat relevan untuk membentuk kebijakan visioner, kepemimpinan dinamis, dan strategi industri yang siap menghadapi tantangan masa depan,” ujarnya.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Tag Terkait:
Advertisement