Sri Mulyani Ungkap BPI Danantara Jadi Instrumen Strategis Perkuat Investasi 2026

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menegaskan peran penting Badan Pengelola Investasi (BPI) Danantara dalam mengelola aset Badan Usaha Milik Negara (BUMN) untuk meningkatkan nilai investasi pada 2026. Akselerasi investasi dinilai krusial untuk mencapai target pertumbuhan ekonomi sebesar 5,4 persen tahun depan.

“Dibutuhkan investasi Rp7.450 triliun. APBN, dana publik Rp530,720 adalah danantara dan Rp6.200 adalah swasta,” kata Sri Mulyani dalam Rapat Paripurna DPR RI, Jakarta, Kamis (21/8/2025).

Ia menjelaskan, Danantara didesain sebagai instrumen strategis pemerintah guna menarik lebih banyak aliran dana investasi. Namun, peran sektor swasta tetap menjadi pilar utama dalam pembiayaan pembangunan.

“Dalam hal ini, peranan dari private masih sangat penting meskipun negara dalam hal ini melakukan peran yang sangat penting dan strategis,” ujarnya.

Sebelumnya, dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026 pada 15 Agustus 2025, Sri Mulyani menegaskan pemerintah akan memperbaiki iklim usaha dan menjamin kebutuhan investor. Koordinasi lintas kementerian diarahkan untuk mendukung dunia usaha.

Selain itu, pemerintah bersama Menteri Dalam Negeri Tito Karnavian juga mendorong peran aktif pemerintah daerah dalam memperkuat daya tarik investasi melalui pembangunan infrastruktur, penyederhanaan perizinan, menjaga stabilitas harga, dan menekan inflasi.

Sri Mulyani menambahkan, belanja negara akan dioptimalkan agar lebih produktif, khususnya pada sektor prioritas seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan energi terbarukan. Langkah tersebut diharapkan memberi efek berganda terhadap penyerapan tenaga kerja dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.