PepsiCo Investasi Rp200 Miliar Bangun Pabrik di Cikarang

PepsiCo Indonesia mengucurkan investasi sekitar Rp200 miliar untuk membangun pabrik makanan pertamanya di Cikarang, Jawa Barat, yang mulai beroperasi pada Juni 2025. Pabrik ini difokuskan memproduksi merek snack global seperti Lay’s, Cheetos, dan Doritos, guna menggarap pasar Indonesia yang dinilai potensial dengan lebih dari 30 juta konsumen.

“Indonesia adalah pasar strategis dengan potensi besar. Investasi ini bukan hanya untuk menghadirkan produk kami, tetapi juga memastikan keberlanjutan operasi dari hulu ke hilir,” kata Gabrielle Angriani Johny, Director of Government Affairs and Corporate Communications PepsiCo Indonesia, dalam media briefing bertajuk Towards Circularity: Tackling Waste Management Challenge Through Multi-Stakeholder Collaboration, Selasa (26/8/2025).

Baca Juga: PepsiCo Resmikan Pabrik di Indonesia, Produksi Cheetos, hingga Doritos Kini Lokal

Keberadaan pabrik di Cikarang diharapkan memperkuat rantai pasok lokal sekaligus menekan biaya impor produk. PepsiCo juga membawa strategi global pep+ (PepsiCo Positive) dengan menekankan pengurangan emisi, efisiensi energi, dan pengelolaan limbah.

Di fasilitas baru ini, perusahaan menggunakan listrik dari energi terbarukan, mengolah limbah produksi termasuk bahan berbahaya dan beracun (B3), serta mengembangkan biomass boiler untuk menekan emisi karbon.

“Sejak awal beroperasi, kami sudah menerapkan desain kemasan yang lebih ramah lingkungan,” ujar Gabrielle.

Baca Juga: Danantara Pegang Kendali, Rantai Birokrasi Waste to Energy Dipangkas

PepsiCo menargetkan secara global dapat mengurangi penggunaan plastik hingga 92% serta memastikan seluruh kemasan dapat digunakan kembali, didaur ulang, atau terurai secara hayati pada 2030.

Sebagai bagian dari komitmen keberlanjutan di Indonesia, PepsiCo juga bekerja sama dengan startup Bali Waste Cycle dalam mengelola sampah plastik pascakonsumsi. Startup tersebut menerima hibah Rp20 juta dari program Dreamhouse, sebuah inisiatif PepsiCo untuk mendorong inovasi pengelolaan limbah.