Kredit Foto: ITMG
PT Kitadin (KTD) site Embalut, anak usaha PT Indo Tambangraya Megah Tbk (ITM), kembali menunjukkan komitmennya terhadap pengelolaan berkelanjutan melalui panen raya padi di lahan reklamasi. Kegiatan ini menandai panen padi kedua sepanjang tahun 2025.
Panen kali ini dilakukan di lahan seluas 50 hektare dari total 74 hektare areal persawahan, dengan estimasi produksi sebesar 5,5 ton gabah basah per hektare atau total 275 ton. Kapasitas panen di lahan eks tambang tersebut secara umum berkisar antara 4,5 hingga 6 ton per hektare.
Hasil panen didistribusikan langsung kepada petani penggarap untuk dikonsumsi dan dijual, memberikan manfaat ekonomi nyata bagi kelompok tani dari Desa Kertabuana, Bangunrejo, Separi, dan Embalut.
Baca Juga: Kucurkan Ratusan Miliar, ITMG Serok 9,62% Saham Tambang Nikel (NICE)
Wakil Gubernur Kalimantan Timur, Seno Aji, mengapresiasi upaya PT Kitadin dalam mengoptimalkan lahan pascatambang sebagai bagian dari ketahanan pangan. Menurutnya, inisiatif ini bisa menjadi contoh bagi perusahaan tambang lain yang sedang memasuki tahap reklamasi.
“Upaya seperti ini patut diapresiasi. Ini bisa jadi model bagi industri pertambangan dalam mengelola lahan pascatambang,” ujarnya.
Sejak memasuki masa pascatambang pada Februari 2022, PT Kitadin site Embalut menjalankan program penutupan tambang sebagai bagian dari kewajiban perusahaan. Dari total 1.600 hektare lahan reklamasi, 300 hektare dialokasikan untuk peternakan dan pakan, 100 hektare untuk budidaya jagung, dan 74 hektare digunakan sebagai persawahan.
Direktur ITM Ignatius Wurwanto menyampaikan bahwa program pascatambang yang dirancang dengan baik dapat memberikan dampak berkelanjutan bagi masyarakat sekitar.
Baca Juga: DPR Soroti Dugaan Tambang Ilegal di Sulawesi
Ignatius mengatakan melalui panen raya ini, perusahaan berharap pengelolaan pascatambang yang terencana dapat menghasilkan manfaat berkelanjutan bagi masyarakat, sekaligus selaras dengan agenda Pemerintah dalam membangun ketahanan pangan.
"ITM melalui anak-anak usaha berkomitmen untuk melaksanakan praktik pertambangan yang bertanggung jawab dengan mengintegrasikan aspek lingkungan, sosial, dan tata kelola. Melalui kemitraan tiga pilar antara Perusahaan, Pemerintah, dan Masyarakat, kami terus mendorong kemandirian masyarakat meskipun tambang telah selesai beroperasi,” ujarnya.
Kepala Teknik Tambang KTD site Embalut, Bonifasius T. Tipa, menambahkan bahwa perusahaan aktif mendampingi kelompok tani dan memberikan bantuan peralatan pertanian guna meningkatkan produktivitas.
“Keberhasilan panen ini membuktikan bahwa lahan pascatambang dapat dimanfaatkan menjadi lahan pertanian produktif dan menciptakan peluang ekonomi yang berkelanjutan bagi masyarakat sekitar,” kata Bonifasius.
Baca Juga: Investasi Lingkungan Progresif Dari MIND ID Group, Diharapkan Jadi Barometer Sektor Pertambangan
Selain panen padi, dalam kesempatan yang sama, dilakukan juga penanaman pohon buah oleh Wakil Gubernur dan jajaran manajemen perusahaan. Saat ini, PT Kitadin telah menanam 22 pohon mangga dan 40 pohon lengkeng di lahan seluas 0,4 hektare.
Bagi ITM dan anak usahanya, program pascatambang menjadi bukti dari praktik pertambangan yang baik dan bertanggung jawab. Melalui pendekatan pertanian terpadu, termasuk persawahan, perkebunan, peternakan, dan Integrated Farming System (IFS), perusahaan berupaya agar masyarakat di sekitar bekas tambang tetap memiliki peluang ekonomi yang berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo
Tag Terkait:
Advertisement