Realisasi Anggaran Ketahanan Pangan Capai Rp73,6 T, Pemerintah Fokus Infrastruktur dan Bulog

Pemerintah telah merealisasikan anggaran ketahanan pangan sebesar Rp73,6 triliun hingga 8 September 2025, atau 50,9 persen dari total pagu Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2025 sebesar Rp144,6 triliun.

Dana tersebut digunakan untuk memperkuat produksi dan stok pangan nasional melalui berbagai program lumbung pangan dan pembiayaan kepada Badan Urusan Logistik (Bulog).

Wakil Menteri Keuangan Suahasil Nazara menjelaskan, realisasi tersebut mencakup belanja pemerintah pusat Rp39,1 triliun, transfer ke daerah Rp12,4 triliun, serta pembiayaan Rp22,1 triliun.

"Realisasi Anggaran Ketahanan Pangan sudah terrealisasi Rp73,6 triliun ini kira-kira 50,9% dari APBN dan dilakukan untuk membangun lumbung pangan infeksifikasi untuk infrastruktur, bantuan alsintan, prapanen, jaringan irigasi, bendungan, dan juga perasaran sumber daya air," ujar Suahasi dikutip Kamis (25/9/2025).

Baca Juga: Rasio Gini Stagnan di 0,375, Ketimpangan Dinilai Lebih Parah

Kementerian Keuangan merinci, program lumbung pangan telah menyerap Rp14,3 triliun. Dana itu digunakan untuk ekstensifikasi lahan seluas 160,5 ribu hektare senilai Rp1,7 triliun, bantuan alat mesin pertanian pra panen sebanyak 37,6 ribu unit Rp2,4 triliun, pembangunan jaringan irigasi 34,7 persen dari target 216 ribu hektare Rp3,3 triliun, serta pembangunan bendungan 64,4 persen dari target 15 unit Rp2,1 triliun. Selain itu, sarana prasarana sumber daya air terealisasi 27,2 persen dari target dengan anggaran Rp2,5 triliun.

Baca Juga: Posisi Produk Pangan RI Semakin Kuat di Pasar ASEAN

Di sisi lain, Bulog memperoleh total alokasi Rp22,1 triliun. Dari jumlah tersebut, Rp16,57 triliun telah dipakai untuk membeli 488,96 ribu ton beras dan 1,65 juta ton gabah dari petani. Selain itu, pemerintah juga mencairkan Rp5,5 triliun untuk pembelian jagung melalui skema pembiayaan investasi.

Dengan realisasi ini, alokasi anggaran ketahanan pangan 2025 menunjukkan peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya. Pada 2024, realisasi mencapai Rp56,1 triliun, sementara di 2023 hanya Rp37 triliun. Tren positif ini mencerminkan komitmen pemerintah menjaga ketersediaan pangan dan mendukung stabilitas harga di tengah dinamika global.