- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Amman Mineral (AMMN) Rugi Triliunan di Kuartal III 2025, Ini Biang Keroknya
Kredit Foto: Amman Mineral
PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) menghadapi periode sulit hingga kuartal III 2025. Penjualan bersih perusahaan anjlok drastis menjadi USD545 juta, jauh dari USD2,49 miliar yang dibukukan pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Akibat penurunan penjualan tersebut, AMMN mencatat rugi bersih sebesar USD175 juta atau sekitar Rp2,8 triliun berdasarkan kurs Rp16.550. Angka tersebut berbanding terbalik dengan capaian laba USD720 juta pada kuartal III 2024.
Presiden Direktur AMMN, Arief Sidarto, menyatakan bahwa kondisi ini disebabkan oleh sejumlah kendala operasional, terutama dalam proses peningkatan kapasitas (ramp-up) smelter serta larangan ekspor konsentrat yang berlaku sejak awal tahun.
Baca Juga: Bahlil Ungkap Rekomendasi Izin Ekspor Amman Sudah Terbit, Berlaku 6 Bulan
“Smelter kami mengalami penghentian operasi sementara pada Juli dan Agustus 2025 karena perbaikan pada Flash Converting Furnace dan Pabrik Asam Sulfat. Selama proses perbaikan berlangsung, kami tetap mengupayakan operasi parsial secara hati-hati untuk meningkatkan produksi tanpa mengorbankan keselamatan. Kami tetap fokus pada perbaikan komponen-komponen utama yang sangat kompleks dan harus dilakukan secara komprehensif,” jelasnya.
Arief menambahkan, proses perbaikan skala besar ini diperkirakan akan berlangsung hingga paruh pertama 2026. Meski demikian, terdapat capaian positif, yaitu Precious Metal Refinery (PPM) berhasil memproduksi emas murni pertama pada Juli 2025.
Dari sisi pertambangan, kegiatan penambangan masih berjalan sesuai rencana. Volume bijih segar yang ditambang pada kuartal III meningkat lebih dari dua kali lipat dibanding kuartal sebelumnya. Pihak manajemen optimistis target produksi sepanjang tahun 2025 dapat tercapai.
Baca Juga: Lagi! Komisaris Amman Mineral Lanjut Lepas Saham AMMN Senilai Rp310,5 Miliar
“Seiring dengan berjalannya masa transisi ini, kami tetap fokus pada peningkatan efisiensi operasional, optimalisasi biaya, dan percepatan kinerja produksi. Proyek ekspansi utama kami—Pembangkit Listrik Tenaga Gas dan Uap (PLTGU), regasifikasi LNG, serta ekspansi pabrik konsentrator—berjalan sesuai jadwal dan diharapkan beroperasi tahun depan untuk memperkuat daya saing jangka panjang AMMAN,” imbuhnya.
Ke depan, prospek industri tembaga dinilai tetap cerah, seiring meningkatnya permintaan global akibat transisi energi dan elektrifikasi transportasi, termasuk kebutuhan energi untuk komputasi berbasis Artificial Intelligence (AI). Sementara itu, emas diperkirakan terus menjadi aset lindung nilai penting di tengah ketidakpastian ekonomi dan geopolitik dunia.
“Kami tetap fokus pada faktor-faktor yang berada dalam kendali kami—menjalankan operasi dengan disiplin, terus meningkatkan keunggulan operasional, dan menjaga efisiensi biaya—untuk memastikan kami menciptakan nilai berkelanjutan bagi seluruh pemangku kepentingan,” tutup Arief.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Belinda Safitri
Editor: Belinda Safitri
Tag Terkait:
Advertisement