Kredit Foto: Unsplash/Executium
Pasar kripto mengalami konsolidasi signifikan setelah keputusan The Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga acuan sebesar 25 basis poin menjadi 3,75%–4% serta menjelang pertemuan dagang Presiden AS Donald Trump dan Presiden China Xi Jinping di Busan, Korea Selatan. Di tengah ketidakpastian global, volatilitas tinggi justru dinilai sebagai peluang strategis bagi investor kripto yang disiplin.
Langkah pemangkasan suku bunga tersebut sejatinya sesuai ekspektasi pasar. Namun, harga Bitcoin (BTC) justru terkoreksi dari US$116.400 menjadi US$109.200, mencerminkan fenomena buy the rumor, sell the news, ketika investor merealisasikan keuntungan setelah pengumuman resmi. Kondisi serupa dialami Ethereum (ETH) yang turun 1,64%, menyebabkan kapitalisasi pasar kripto menyusut sekitar 0,77%.
Vice President INDODAX, Antony Kusuma, menilai fluktuasi harga ini sebagai bentuk adaptasi alami pasar digital terhadap dinamika makroekonomi global.
Baca Juga: Pajak Kripto Naik Pesat, Transaksi Nasional Capai Rp360 Triliun
“Konsolidasi harga yang kita lihat saat ini sejatinya mencerminkan mekanisme adaptasi pasar digital terhadap kondisi makroekonomi global yang berubah cepat. Investor tidak lagi hanya bereaksi terhadap angka-angka suku bunga atau kebijakan moneter, tetapi mulai menilai konteks keseluruhan, dari geopolitik, arus modal institusional, hingga psikologi pasar,” ujar Antony dikutip dari keterangan resmi, Jumat (31/10/2025).
Ia menambahkan bahwa koreksi harga setelah pengumuman The Fed menunjukkan perilaku pasar yang semakin rasional.
“Pertemuan Trump–Xi menegaskan bahwa faktor geopolitik masih menjadi salah satu penggerak utama sentimen investor. Kesepakatan tarif dan penyelesaian isu rare earths memberikan sinyal positif, tetapi pasar menunggu implementasi nyata sebelum bereaksi. Investor kripto yang bijak akan memanfaatkan volatilitas ini untuk akumulasi, bukan sekadar ikut tren harga,” katanya Antony.
Menurut Antony, perubahan harga tajam di pasar digital menciptakan momentum bagi investor untuk mengoptimalkan portofolio.
“Pasar digital tidak seperti pasar tradisional; perubahan harga yang tajam menciptakan momen bagi investor untuk mengoptimalkan portofolio. Kuncinya adalah disiplin, diversifikasi, dan pemahaman fundamental aset,” ujar Antony.
Baca Juga: Pasar Kripto Indonesia Tumbuh 16%, Derivatif Melonjak Dua Kali Lipat
Ia juga menekankan pentingnya memahami keterkaitan antara kebijakan moneter dan sentimen pasar digital.
“Pemangkasan suku bunga dan pertemuan Trump–Xi memberi sinyal likuiditas, tetapi efeknya selalu bersifat relatif terhadap kondisi ekonomi riil dan ekspektasi investor. Mereka yang sukses adalah yang mampu menilai risiko, menghitung probabilitas, dan memanfaatkan koreksi harga sebagai strategi akumulasi yang terukur,” ujar Antony.
Kombinasi antara kebijakan The Fed dan isu perdagangan internasional menciptakan tekanan sekaligus peluang di pasar kripto. Investor yang mampu membaca konteks ekonomi global dinilai akan lebih siap menghadapi ketidakpastian sekaligus memaksimalkan potensi keuntungan jangka panjang.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ida Umy Rasyidah
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement