- Home
- /
- Kabar Finansial
- /
- Bursa
Laba Bersih Bumi Resources Turun 56%, Meski Pendapatan Naik di Tengah Pelemahan Harga Batu Bara
Kredit Foto: Dok. Bumi Resources.
PT Bumi Resources Tbk (BUMI) mencatatkan penurunan laba bersih sebesar 56% menjadi US$60,1 juta pada periode sembilan bulan pertama 2025, meskipun pendapatan naik 11,9% menjadi US$1,04 miliar. Kinerja tersebut dipengaruhi penurunan harga jual batu bara rata-rata di tengah upaya efisiensi dan pengendalian biaya yang ketat.
Dalam laporan keuangan tidak diaudit yang disampaikan ke Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat (31/10), eksportir batu bara termal terbesar di dunia ini melaporkan laba bersih yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 76,1% menjadi US$29,4 juta dari US$122,9 juta pada periode yang sama tahun lalu.
Secara konsolidasi, pendapatan BUMI turun 17,4% menjadi US$3,55 miliar, sementara laba usaha turun 22,1% menjadi US$195,6 juta. Meski demikian, margin usaha relatif stabil di 5,5% dibanding 5,8% pada 2024.
Baca Juga: Laba MedcoEnergi Turun 69%, Dipengaruhi Pelemahan Harga Minyak dan Kontribusi AMMN
“BUMI tetap menunjukkan profitabilitas operasional yang positif berkat disiplin biaya dan efektivitas manajemen produksi di tengah pelemahan harga batu bara global,” tulis manajemen dalam keterangan resmi.
Dari sisi operasional, produksi batu bara sepanjang Januari–September 2025 mencapai 54,9 juta ton, turun 4% dari 57,3 juta ton pada periode yang sama tahun lalu. Penjualan juga turun 2% menjadi 54,5 juta ton. Harga jual rata-rata (free on board / FOB) tercatat US$60,4 per ton, turun 18% dari US$73,7 per ton.
Meskipun volume dan harga turun, BUMI mampu meningkatkan laba kotor 72,3% menjadi US$161,3 juta berkat efisiensi biaya dan pengendalian beban pokok pendapatan yang hanya naik 5,1%. Laba usaha tercatat melonjak 231,9% menjadi US$84,4 juta dari US$25,4 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Baca Juga: Laba Bersih PT Timah Tbk Tembus Rp602 Miliar per September 2025, Naik Dua Kali Lipat dari Semester I
Manajemen menyebut efisiensi operasional menjadi faktor kunci dalam menjaga kinerja di tengah fluktuasi harga komoditas. “BUMI tetap berkomitmen menjaga efisiensi, memperkuat ketahanan rantai pasok, dan memperluas diversifikasi ke sektor mineral strategis sebagai bagian dari strategi jangka panjang,” tulis manajemen.
Untuk tahun 2025 penuh, perusahaan memproyeksikan volume penjualan antara 73–75 juta ton dengan harga rata-rata US$59–US$61 per ton, serta biaya produksi tunai sekitar US$41–US$43 per ton.
BUMI juga akan menggelar Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 19 November 2025 dan earnings call untuk memaparkan lebih lanjut hasil kinerja kuartal III-2025 kepada pemangku kepentingan.
Melalui berbagai inisiatif efisiensi, perusahaan menegaskan fokus untuk mempertahankan stabilitas keuangan, memperkuat kontribusi pada ekspor nasional, serta mendukung transformasi bisnis menuju sektor energi dan mineral berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement