Harga Emas Naik Tipis, Permintaan Safe-haven Meningkat

Harga emas dunia menguat tipis pada perdagangan di Kamis (6/11). Kenaikan tersebut didorong oleh pelemahan dolar dan kembalinya permintaan terhadap aset aman (safe haven) di tengah kekhawatiran atas berlarutnya shutdown pemerintah serta ketidakpastian hukum terkait tarif perdagangan dari Amerika Serikat (AS).

Dilansir dari Reuters, Jumat (7/11), Harga emas spot naik 0,2% menjadi US$3.989,91. Sementara emas berjangka nyaris tidak berubah di US$3.991.

Baca Juga: Berantas Tambang Ilegal, Polda Riau Tangkap Dua Pelaku Pemurnian Emas Tanpa Izin

Di logam mulia lainnya, perak naik 0,3% menjadi US$48,22, platinum turun 1,8% ke US$1.533,93, dan palladium melemah 2,7% ke US$1.381,18.

Pelemahan dolar membuat emas lebih murah bagi pembeli dengan mata uang lain. Hal ini diikuti oleh ketidakpastian yang muncul dari AS.

“Dengan shutdown pemerintah yang masih berlanjut dan keraguan lembaga hukum terhadap legalitas tarif, kita melihat kebangkitan minat beli aset aman,” ujar Wakil Presiden dan Analis Logam Senior Zaner Metals, Peter Grant.

Menurutnya, harga emas berpotensi menutup tahun dengan kinerja positif.

“(Harga emas) berada di jalur untuk penutupan tahun yang cukup baik, target akhir tahun di kisaran US$4.300–US$4.400,” katanya.

Sebelumnya, Federal Reserve (The Fed) memangkas suku bunga untuk kedua kalinya tahun ini, dan pasar memperkirakan ada peluang pemangkasan lagi pada Desember. Namun, Presiden The Fed Cleveland Beth Hammack menilai tingkat inflasi yang masih tinggi menjadi alasan untuk menahan pemangkasan lebih lanjut.

Emas dianggap sebagai lindung nilai terhadap ketidakpastian ekonomi dan biasanya diuntungkan dalam lingkungan suku bunga rendah.

Baca Juga: Belum Setahun Menjabat, Presiden Komisaris Merdeka Gold (EMAS) Putuskan Mundur

Para pelaku pasar kini berhati-hati menanti dampak kebijakan perdagangan serta risiko ekonomi akibat penutupan pemerintahan yang berkepanjangan di AS.