Kredit Foto: Dok. Kemenpar
“Pariwisata Indonesia kini bergerak menuju era Tourism 5.0. Melalui integrasi teknologi dan kecerdasan buatan, kami ingin menciptakan pengalaman perjalanan yang lebih personal, efisien, dan berkelanjutan,” ujar Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana.
Dalam paparannya, Menpar Widi menyampaikan bahwa sejak awal tahun 2025, Kementerian Pariwisata telah memperbarui platform resmi Indonesia.travel. Situs ini menghadirkan tampilan yang lebih interaktif dengan peta digital, profil destinasi lengkap, dan kalender event nasional untuk memudahkan wisatawan mendapatkan informasi yang akurat dan terkini.
Langkah berikutnya, Indonesia akan meluncurkan fitur berbasis Artificial Intelligence (AI) pada akhir bulan November ini, yang meliputi:
1. AI Travel Planner – memberikan rekomendasi dan itinerary perjalanan yang dipersonalisasi berdasarkan minat dan perilaku wisatawan.
2. AI Travel Companion – chatbot interaktif dalam 19 bahasa yang menyediakan informasi real-time secara komprehensif.
3. AI Command Centre – pusat analitik berbasis data untuk membaca tren wisatawan dan performa destinasi, guna mendukung kebijakan promosi yang lebih tepat sasaran.
“Teknologi AI dapat mempermudah wisatawan, namun penerapannya harus disertai regulasi yang memastikan informasi yang akurat dan etis,” jelas Menpar Widi.
Menteri Pariwisata, Widiyanti Putri Wardhana juga menggarisbawahi pentingnya kerangka etika kecerdasan buatan (AI Ethics Framework) yang tengah disusun oleh Kementerian Komunikasi dan Digital Republik Indonesia. Kerangka ini bertujuan agar implementasi AI berjalan secara inklusif, aman, dan bertanggung jawab di seluruh sektor, termasuk pariwisata.
5. Deklarasi Riyadh
Tuan rumah Arab Saudi melakukan inisiasi dengan dideklarasikannya Riyadh Declaration on the Future of Tourism. Deklarasi Riyadh menandai komitmen global menuju masa depan pariwisata yang cerdas, berkelanjutan, dan manusiawi, dimana teknologi, termasuk kecerdasan buatan, digunakan untuk memperkuat daya saing sektor pariwisata sekaligus menjaga keseimbangan sosial dan ekologis.
Tujuan utama deklarasi antara lain mewujudkan pariwisata berkelanjutan secara cepat, dengan keseimbangan antara kelestarian lingkungan, kesejahteraan sosial, dan pertumbuhan ekonomi. Lalu mendorong adopsi digitalisasi dan inovasi secara bertanggung jawab, melalui investasi pada infrastruktur digital dan peningkatan kapasitas teknologi di setiap negara dan memperkuat ketahanan sektor pariwisata dengan pengelolaan risiko, kesiapsiagaan terhadap krisis, serta pembangunan infrastruktur adaptif.
Indonesia mendukung Deklarasi Riyadh. Deklarasi ini bersifat tidak mengikat secara hukum maupun finansial atau dikenal dengan istilah non-binding.
6. Indonesia anggota Komisi Etik Sidang Umum UN Tourism 2025
Bersama wakil dari Guatemala, Yordan, Botswana, dan Austria, Indonesia menempatkan seorang wakilnya di Komisi Etik UN Tourism General Assembly yakni, Armol Bobby Titus. Sehari-harinya ia adalah CEO dari PT Indonesia Wise. Komite Etik UN Tourism sendiri adalah badan yang dibentuk didalam UN Tourism untuk memastikan bahwa kegiatan pariwisata internasional mematuhi prinsip‑prinsip etika, keberlanjutan, dan tanggung jawab sosial.
Tugas utama komite ini meliputi:
· Menilai kebijakan dan program UN Tourism agar sejalan dengan Kode Etik Pariwisata Dunia.
· Memberikan nasihat kepada anggota, mitra, dan pemangku kepentingan tentang isu‑isu etika yang muncul dalam pengembangan pariwisata.
· Mengawasi penerapan pedoman etika dalam proyek‑proyek pariwisata yang didukung oleh UN Tourism.
· Menangani keluhan atau pelanggaran etika yang dilaporkan oleh negara anggota atau pihak lain.
Komite ini terdiri dari perwakilan negara anggota, pakar industri pariwisata, serta ahli dalam bidang lingkungan, hak asasi manusia, dan pembangunan berkelanjutan.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Editor: Ulya Hajar Dzakiah Yahya
Advertisement