Kredit Foto: Dokumentasi: Kemenhub RI
Pemerintah siapkan berbagai insentif untuk menekan harga tiket pesawat yang diprediksi akan melonjak selama libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026.
Melalui Direktorat Jenderal Perhubungan Udara (Ditjen Hubud), Kementerian Perhubungan menerapkan diskon PPN untuk tiket ekonomi, pengurangan biaya layanan bandara, serta penurunan harga avtur di 37 bandara yang berlaku sepanjang periode peak season.
Direktur Jenderal Perhubungan Udara, Lukman F. Laisa, menyampaikan bahwa masa pemberlakuan diskon tarif mencakup pembelian tiket pada 22 Oktober 2025–10 Januari 2026 dan periode penerbangan 22 Desember 2025–10 Januari 2026.
“Diskon tarif berlaku untuk pembelian tiket pada 22 Oktober 2025 – 10 Januari 2026 dan periode penerbangan 22 Desember 2025 – 10 Januari 2026. Semoga ini menjadi kado terbaik bagi para penumpang di musim liburan kali ini,” ujar Lukman, Selasa (18/11/2025).
Baca Juga: Pariwisata Nasional Diyakini Semakin Kuat Ditopang Nataru
Menurut Ditjen Hubud, peningkatan jumlah penumpang diperkirakan terjadi untuk rute domestik dan internasional.
Pemerintah memproyeksikan, kebutuhan 326 pesawat selama periode Nataru, terdiri atas 286 pesawat jet dan 40 pesawat propeller.
Tercatat, dari total 560 unit armada nasional, sebanyak 366 pesawat siap beroperasi, sedangkan 194 unit tengah menjalani perawatan. Maskapai dengan armada terbesar yakni Lion Air 97 unit, Wings Air 77 unit, dan Garuda Indonesia 81 unit.
Posko pemantauan Nataru akan dibuka pada 18 Desember 2025 hingga 4 Januari 2026 di Kantor Pusat Kemenhub untuk memonitor operasional di 257 bandara.
Pemerintah memperkirakan puncak arus keberangkatan jatuh pada 21 Desember 2025, sementara arus balik terjadi pada 3–4 Januari 2026.
Baca Juga: Dorong Ekonomi Nataru, Pemerintah dan KAI Optimalkan Konektivitas
Diprediksi, aktivitas tertinggi akan terjadi di Bandara Soekarno-Hatta, Ngurah Rai, Sultan Hasanuddin, Kualanamu, dan Juanda. Sedangkan, untuk penerbangan internasional, pergerakan terbesar terjadi dari dan menuju Singapura serta Kuala Lumpur.
Di sisi operasional, Ditjen Hubud memastikan seluruh operator penerbangan dan pengelola bandara menyiapkan langkah pengamanan tambahan untuk menjaga kelancaran layanan.
“Kami sudah menyiapkan contingency plan dan pedoman bandara siaga bencana untuk menghadapi kondisi darurat,” kata Lukman.
Lukman berharap, dengan adanya kebijakan insentif ini mampu menahan tekanan biaya dan menjaga stabilitas harga tiket di tengah tingginya mobilitas masyarakat.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Azka Elfriza
Editor: Annisa Nurfitri
Tag Terkait:
Advertisement