Kredit Foto: Istimewa
Kilang Pertamina Internasional (KPI) memperkuat pengembangan industri petrokimia nasional dengan meningkatkan produksi propylene melalui proyek Refinery Development Master Plan (RDMP) Balikpapan. Proyek ini akan membuat Kilang Balikpapan mampu menghasilkan produk petrokimia untuk pertama kalinya.
Pjs Corporate Secretary KPI, Milla Suciyani, mengatakan sebelum proyek RDMP, Kilang Balikpapan belum memiliki fasilitas untuk memproduksi petrokimia. “Melalui proyek RDMP Balikpapan ini, Kilang Balikpapan akan mampu menghasilkan produk petrokimia berupa propylene dan sulfur,” ujar Milla dalam keterangan tertulis yang diterima, Sabtu (6/12/2025).
Menurut Milla, total produksi petrokimia dari kilang tersebut diproyeksikan mencapai sekitar 283 ribu ton per tahun. Dari jumlah itu, sekitar 225 ribu ton merupakan propylene, sementara sisanya adalah sulfur.
Baca Juga: Jelang Nataru, Kilang Pertamina Internasional Siaga Penuhi Kebutuhan BBM
Produk petrokimia tersebut akan dihasilkan dari Unit Residual Fluid Catalytic Cracking (RFCC), unit utama hasil pembangunan RDMP Balikpapan.
Untuk mendukung manajemen inventori propylene yang berbentuk gas, KPI juga membangun delapan tangki baru berbentuk bola sebagai sarana penyimpanan.
“Ini dilakukan untuk memperkuat manajemen inventori produk propylene,” kata Milla.
Ia menjelaskan, propylene merupakan bahan baku penting untuk industri plastik, tekstil, hingga produk kimia. Meningkatnya permintaan domestik membuat peningkatan produksi propylene menjadi langkah strategis dalam memperkuat ketahanan industri nasional.
Propylene yang diproduksi dari unit RFCC RDMP Balikpapan nantinya akan menjadi bahan baku bagi kilang Polytama di Balongan, Kabupaten Indramayu, Jawa Barat. Proyek Polytama dijalankan PT Polytama Propindo, perusahaan yang berafiliasi dengan KPI, dan berfokus memproduksi polypropylene (PP), salah satu jenis plastik termoplastik paling banyak digunakan.
Dengan peningkatan produksi ini, Indonesia diharapkan dapat mengurangi ketergantungan pada impor bahan baku petrokimia.
“Penambahan produksi ini tentunya akan membantu mengurangi impor produk petrokimia yang memang masih cukup besar,” tutup Milla.
Mau Berita Terbaru Lainnya dari Warta Ekonomi? Yuk Follow Kami di Google News dengan Klik Simbol Bintang.
Penulis: Djati Waluyo
Editor: Djati Waluyo
Advertisement